Mashyud menambahkan, kendala dalam pengerjaan proyek ini berasal dari aspek teknis. Dia mengatakan, pengerjaan dermaga pada proyek ini terkendala oleh anomali kondisi tanah yang cukup heterogen dan wilayah geografis daerah rawan bencana.
“Tanah di lokasi Proyek Donggala mengalami kondisi easy driving saat dilakukan pemancangan, sehingga kedalaman tiang pancang rencana mengalami penurunan yang cukup banyak. Sebaliknya, di lokasi Proyek Wani justru mempunyai karakter tanah keras yang menyebabkan tiang pancang cukup sulit mencapai kedalaman desain” ungkapnya.
Namun, pihaknya menegaskan bahwa pekerjaan tersebut telah ditangani sesuai dengan prosedur teknis sesuai dengan kondisi aktual masing-masing.
“Kami juga telah melakukan pengujian terhadap hasil akhir pekerjaan konstruksi ketiga pelabuhan tersebut melalui uji sandar dan olah gerak kapal terhadap struktur dermaga pada Terminal Donggala, Wani, dan Pantoloan sesuai dengan kriteria desain” tambah Masyhud.
Dengan dilakukannya uji sandar kapal memakai metode pengecekan pergerakan segmen beban lateral sandar kapal tersebut, Ia berharap hasil pembangunan berjalan optimal dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Dengan demikian, selanjutnya fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan dapat digunakan untuk mendorong kemajuan perekonomian daerah maupun nasional dan membangun konektivitas transportasi nasional serta menciptakan keselamatan pelayaran.
Sebagai informasi, Program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR) telah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam. Pada Oktober 2021, telah dilakukan penandatanganan kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 3: Works for Reconstruction of Pantoloan Port antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Amarta Karya - Setia Mulia Abadi, KSO selaku penyedia jasa konstruksi untuk paket pekerjaan.
Penandatanganan kontrak ini, menjadi awal proses pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Teluk Palu, yaitu Terminal Pantoloan. Adapun Pekerjaan Rekonstruksi Terminal Pantoloan mencakup pekerjaan rehabilitasi fasilitas laut, termasuk di dalamnya melanjutkan extension upper structure dermaga, serta pekerjaan fasilitas sisi darat seperti area kantor dan pelayanan umum.
Kemudian pada 15 Februari 2022, dilakukannya Penandatanganan Kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 1: Works for Reconstruction of Donggala Port antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Penandatanganan kontrak ini merupakan salah satu agenda pemenuhan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang menjadi awal proses pekerjaan konstruksi Terminal Donggala.
Terminal Donggala sebagai pelabuhan pengumpul (PP) menjadi gerbang ekonomi dan mendukung perekonomian di daerah hinterland Kabupaten Donggala dan Sulawesi Tengah. Saat ini, Terminal Donggala masih beroperasi aktif dan melayani logistik masyarakat. Terminal Donggala akan lebih difokuskan pada market pelayanan kargo multipurpose dengan kapasitas 370.000 ton per tahun, pelayanan curah kering (dry bulk cargo), dan pelayanan untuk kapal penumpang baik PELNI, Tol Laut, maupun Perintis.
Sementara itu, untuk Pelabuhan Wani yang difokuskan untuk pelayanan Terminal Multipurpose (Agrikultur, Pelayanan Angkutan Ternak, dan Kapal Negara), pembangunannya telah dimulai pada Maret 2022. Adapun pembangunan yang dilakukan meliputi: pekerjaan dermaga, trestle, causeway, reklamasi, dan pembangunan sisi darat seperti, area parkir, drainase, dan fasilitas penunjang lainnya.
(dov/lav)