“Memang ada wait and see di kuartal pertama,” kata Nixon yang memimpin BTN, pemimpin pasar kredit properti di Indonesia, dimana tahun lalu mencatatkan pertumbuhan 11,8%.
Kondisi BTN sejalan dengan capaian pertumbuhan ganda capaian kredit perbankan BUMN. “Menarik karena bank-bank besar, bank BUMN hampir semua double digit pertumbuhan, rata-rata capaian pasar 3,5%, tapi kita tumbuh double.
Baik Batara ataupun Nixon mengamini target pertumbuhan kredit yang disampaikan Bank Indonesia (BI), bahwa tahun ini levelnya akan di kisaran 10%-12%.
“Minimal seperti tahun kemarin yang 11,88%, kita di kisaran 11,5%,” kata Nixon.
“Memang ada ekspektasi kredit naik 10%-12% tahun ini dibandingkan lebih dari 10,38% tahun lalu,” pungkas Batara.
Akad KPR di BTN 14 Ribu per Bulan
Nixon menjelaskan bahwa akad kredit perumahan atau KPR di Bank BTN pada awal tahun sudah mencapai 14.000 per bulan. Ia meyakini pemilu tidak terlampau berdampak pada kredit perumahan.
“Bangun rumah gak ada urusannya sama pemilu. Justru urusannya adalah pertumbuhan pernikahan,” kata dia.
Dengan tren seperti itu, ia yakin pertumbuhan ganda bisnis KPR Bank BTN akan terjaga hingga akhir tahun. “Bulan ini kecepatannya juga masih mirip kalau di perumahan,” tegas dia.
Data menunjukkan pertumbuhan KPR perumahan di bawah Rp500 juta mengalami pertumbuhan paling tinggi. Bertolak belakang dengan capaian kredit properti apartemen.
“Yang paling turun high rise masih negatif, kemudian rumah segmen tengah atas, tapi yang Rp500 juta ke bawah, karena orang banyak belum punya rumah, backlog tinggi, itu masih tumbuh double digit, belasan,” papar dia.
Dorongan kredit tidak hanya terjadi pada Bank BTN. Menurut Nixon bank BUMN lain akan bernasib sama, mengingat kemampuan pendanaan yang besar.
“Saya pikir dorongan akan mulai terjadi percepatan di kuartal kedua, ketiga, keempat,” kata dia.
(wep/lav)