“Dan akan menuju ke pasar Indonesia, saat kondisi tingkat bunga diputuskan turun oleh The Fed, dan diikuti oleh Bank Indonesia. Hal ini akan menjadi hal baik untuk pasar obligasi Indonesia,” papar dia.
Pada tengah pekan ini tercatat asing melepas surat utang RI sekitar Rp3 triliun, berdasarkan laporan Bank Indonesia berdasarkan data transaksi 5 – 6 Februari lalu. Asing mayoritas melepas kepemilikan mereka di Surat Berharga Negara (SBN) Rp2,79 triliun. Disusul Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp490 miliar. Di pasar saham, investor asing masih membukukan posisi beli bersih Rp270 miliar pada periode yang sama.
Pasar obligasi global, termasuk di AS, tengah mengalami pembalikan arah. Dimana obligasi tenor 10 tahun AS mencatat penjualan US$42 miliar. Sedangkan surat utang bertenor tiga tahun mengalami permintaan senilai US$54 juta.
Pasar berekspektasi bahwa bahwa China akan lebih kuat untuk menopang pasar dan menyulut permintaan kuat atas surat utang. Terjadi pula pertumbuhan sentimen hingga trader mengabaikan sejumlah pernyataan hati-hati dari para pejabat Fed.
Seperti yang diharapkan di AS, sejumlah pejabat bank sentral menggemakan sinyal Jerome Powell bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru melonggarkan kebijakan.
Gubernur Fed Bank of Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa para pembuat kebijakan mungkin akan mendapatkan kepercayaan diri untuk memangkas suku bunga “akhir tahun ini” dengan syarat ekonomi berkembang seperti yang diharapkan.
Rekannya di Minneapolis, Neel Kashkari, merayakan peningkatan substansial yang terjadi pada inflasi, tapi mengindikasikan bahwa masih diperlukan lebih banyak kemajuan.
(wep/lav)