Para kurir pos yang membawa surat suara tidak langsung menyampaikan kepada penerima. Kurir hanya menaruh di depan apartemen warga Indonesia yang tinggal di Malaysia.
Secara rinci dia menyebutkan, satu kotak pos yang ditaruh untuk satu lantai di apartemen tersebut bisa untuk banyak orang. Hal ini menjadi celah makelar untuk mengelabui kotak pos tersebut.
“Kalau ada satu tangga untuk satu koktak pos, itu banyak dan menumpuk. Penerima tidak ada tahu persis apakah dia dapat surat suara kiriman pos atau tidak,” ujarnya.
“Ini dimanfaatkan dan sengaja mencari ke pos-pos lain. Setelah itu mereka menimbun surat suara pos itu. Ketika ada yang membutuhkan, ada tawar menawar antara 25 ringgit - 50 ringgit.”
Sebelumnya, Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Idham Holik mengakui adanya dua ribu surat suara Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia, dicoblos orang tak berwenang. Idham menyebut informasi itu dia terima dari Panitia Penyelenggara Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur.
"PPLN Kuala Lumpur nanti akan menginformasikan lebih lanjut secara rinci. Saat ini Panwaslu LN Kuala Lumpur juga sedang mendalami peristiwa tersebut," tutur Idham.
Idham tidak berkomentar lebih jauh terkait surat suara yang dicoblos oleh orang tak berwenang itu. idham menegaskan KPU akan menunggu hasil Panwaslu LN Kuala Lumpur terlebih dahulu.
(mfd/frg)
