Meskipun Senegal tidak pernah mengalami perang saudara atau kudeta dan telah mengawasi sebagian besar transisi kekuasaan secara damai sejak memperoleh kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1960, negara ini telah dilanda protes sporadis dan semakin meningkat sejak tahun 2021.
Para penentang menyebut penundaan pemilu sebagai kudeta konstitusional. Pihak berwenang telah menahan calon presiden, menangkap anggota parlemen oposisi dan menutup internet.
Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Sall mengatakan bahwa ia tetap "sepenuhnya siap untuk meneruskan tongkat estafet" tetapi konflik antara legislatif dan yudikatif harus diselesaikan, seperti halnya kontroversi atas diskualifikasi beberapa kandidat.
"Saya katakan sekarang bahwa saya akan bekerja untuk meredakan ketegangan, untuk kondisi-kondisi yang memungkinkan negara ini menjadi damai," ujarnya seperti dikutip dalam wawancara tersebut. "Mari kita semua mengadakan diskusi yang inklusif sebelum kita pergi ke pemilihan umum."
Orang-orang pertama kali turun ke jalan pada hari Senin dan berkumpul di luar Majelis Nasional untuk menolak pemungutan suara oleh anggota parlemen atas keputusan tersebut. Mereka bentrok dengan polisi di jalan raya utama sehari setelah parlemen menyetujui penundaan hingga 15 Desember dari 15 Februari, yang tidak didukung oleh oposisi.
Penjadwalan ulang ini berarti Sall, yang masa jabatan kedua dan terakhirnya akan berakhir pada 2 April, akan tetap menjabat sampai penggantinya mengambil alih kekuasaan.
Uni Eropa pada hari Jumat menyatakan keprihatinannya atas langkah penundaan pemilu tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu "secara de facto akan memperpanjang mandat Presiden" dan berisiko "mencemari tradisi demokrasi yang telah lama ada di Senegal dan dengan demikian dapat membuka periode ketidakpastian yang besar bagi negara tersebut."
"Kami lelah dengan Macky Sall," kata Yacine Diatta, seorang pedagang berusia 33 tahun yang ikut dalam aksi protes pada hari Jumat. "Apa yang dilakukan Sall adalah sebuah kudeta. Tidak ada cara lain untuk menyebutnya."
Sall telah menyerukan penundaan untuk memungkinkan penyelidikan tentang bagaimana Dewan Konstitusi negara menentukan kandidat mana yang memenuhi syarat untuk mencalonkan diri, setelah pemimpin oposisi yang didiskualifikasi, Karim Wade, menuduh dua hakim melakukan korupsi. Sall mengatakan bahwa ia melindungi demokrasi dan tidak berusaha memperpanjang masa jabatannya.
Pihak oposisi dan masyarakat sipil menyebut langkah ini sebagai kudeta konstitusional.
Perkembangan ini juga membuat para investor khawatir. Eurobonds Senegal turun 4,8% pada hari Senin, menjadikannya obligasi dengan kinerja terburuk di antara semua obligasi negara berkembang dan negara berkembang yang dipantau oleh Bloomberg. Obligasi dolar yang jatuh tempo pada Mei 2033 juga mencapai harga terendah sejak November.
(bbn)