Bulan lalu, RBNZ menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Lebih kecil dari kenaikan Januari 2023 yakni 75 bps. Namun suku bunga Official Cash Rate tetap diperkirakan bisa mencapai 5,5% tahun ini.
Investor memangkas perkiraan RBNZ akan kembali menaikkan suku bunga acuan 50 bps bulan depan. Apalagi setelah kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) yang kemungkinan akan mengubah arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed.
Berdasarkan perkembangan di pasar swap, kemungkinan RBNZ menaikkan suku bunga 25 bps saat ini sudah sedikit di bawah 60%. Sementara proyeksi terminal rate turun menjadi 5,25%.
Ekonom West Pac New Zealand memperkirakan RBNZ hanya menaikkan suku bunga acuan 25 bps dalam rapat April 2023. Penyebabnya adalah ekonomi yang tidak ‘sepanas’ dugaan RBNZ. Sebelumnya, RBNZ memperkirakan ekonomi tumbuh 0,7% pada kuartal IV-2023.
Untuk keseluruhan 2022, median proyeksi konsensus Bloomberg menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi 3,3%.
Terminal Rate Lebih Rendah?
Ekonom Senior Bank of New Zealand Craig Ebert memperingatkan bahwa jangan terlalu cemas terhadap perkiraan akan terjadi resesi ekonomi. Namun, dia menyebut meremehkan arah kebijakan RBNZ harus disikapi dengan waspada.
BNZ memperkirakan suku bunga acuan naik 25 bps pada rapat April 2023, dan langkah serupa akan ditempuh pada Mei. RBNZ diperkirakan berhenti menaikkan suku bunga acuan kala menyentuh 5,25%.
ANZ New Zealand dan ASB Bank juga memperkirakan puncak suku bunga acuan di 5,25%.
Sedangkan ASB memperkirakan ekonomi Selandia Baru mengalami kontraksi 0,5% pada kuartal terakhir 2022. Tahun ini, ASB memproyeksi PDB akan mengalami 4 kali kontraksi secara kuartalan. Namun itu tidak akan membuat inflasi turun ke bawah 7% pada sebagian besar 2023.
Lemahnya angka PDB “tidak akan membuat RBNZ berputar arah dari kenaikan suku bunga acuan setidaknya 50 bps,” sebut Kepala Ekonom ASB Nick Tuffley. Namun, lanjut Tuffley, intinya adalah ekonomi Selandia Baru mulai kehilangan momentum.
(bbn)