Lantas, korporasi pertambangan nikel mana saja yang memimpin dan memiliki kapitasi pasar terbesar saat ini?
Kapitasi pasar sendiri merujuk kepada harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu sebuah harga yang harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh aset perusahaan tersebut.
Berikut daftarnya:
1. BHP Group
Berdasarkan laporan departemen riset data Statista, per Juli 2023, BHP adalah perusahaan penambang nikel terbesar di dunia yang memiliki kapitalisasi pasar nomor wahid dengan nilai mencapai US$155,2 miliar atau setara dengan Rp2.430,5 triliun (kurs saat ini).
BHP Group adalah perusahaan penghasil nikel besar yang berlokasi di Melbourne, Australia. Didirikan pada tahun 1885. Perusahaan ini juga banyak terlibat dalam kegiatan pengembangan dan produksi bijih logam, berlian, sumber daya alam, minyak, dan gas dalam skala komersial.
2. Vale
Di posisi kedua dipegang oleh Vale dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$61,78 miliar atau setara dengan Rp968,3 triliun. Didirikan di Brasil pada 1942, perusahaan ini terus mengekspansi bisnis ke kancah global, dari Kanada dengan Vale Canada Limited (VCL) hingga Indonesia.
3. Norilsk Nickel
Norilsk Nickel atau Nornickel merupakan perusahaan pertambangan nikel yang terkenal dengan cadangan nikel terbesar di dunia yang berpusat di Rusia. Berdasarkan data Statista, perusahaan ini memegang nilai kapitalisasi pasar mencapai US$47,23 miliar atau setara dengan Rp739,9 triliun dan menempatkannya di posisi ketiga.
4. Anglo American
Di posisi keempat dipegang oleh Anglo American dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$40,94 miliar atau setara dengan Rp 640,4 triliun.
Perusahaan ini adalah perusahaan logam dan pertambangan yang berpusat di London, Inggris, yang didirikan sejak 1917. Perusahaan ini memiliki pulUhan aset tambang yang tersebar diberbagai negara, seperti Brasil dan Finlandia.
5. First Quantum Minerals
Posisi selanjutnya dipegang oleh Fisrt Quantum Minerals Ltd dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$19,9 miliar atau setara dengan Rp311,5 triliun.
Perusahaan ini berpusat di Kanada, dengan fokus produksi tembaga dalam bentuk konsentrat, katoda, dan anoda, serta memiliki persediaan nikel, emas, dan kobalt yang telah beroperasi selama 20 tahun.
Aset-aset perusahaan itu tersebat di berbagai negara seperti Spanyol, Zambia, Turki, hingga tambang nikel raksasa di Panama.
6. Anglo American Platinum
Posisi ke enam ditempati oleh Anglo American Platinum, yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$13,38 miliar atau setara dengan Rp209 triliun. Perusahaan ini berbasisi di Johannesburg, Afrika Selatan, yang juga mayoritas sahamnya dipegang oleh Anglo American.
7. Ivanhoe Mines
Perusahaan pertambangan mineral, termasuk nikel yang berbasisi di Kanada ini memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$12,61 miliar atau setara dengan Rp197,1 triliun, yang menempatkannya di posisi ke tujuh. Perusahaan ini memiliki aset tambang di Afrika Selatan hingga Republik Demokratik Kongo.
8. Zhejiang Huayou Cobalt
Di posisi kedelapan dipegang oleh perusahaan pertambangan sekaligus manufaktur asal China, yakni Zhejiang Huayou Cobalt dengan nilai kapitalisasi pasar US$11,95 miliar atau setara dengan Rp186,8 miliar. Perusahaan ini juga beroperasi di Indonesia.
9. South32
Perusahaan pertambangan berbasis di Perth, Australia ini memegang nilai kapitalisasi pasar sebesar US$11,65 miliar atau setara dengan Rp181,9 triliun, menjadikannya di posisi kesembilan.
Didirikan pada 2015, perusahaan ini bergerak dalam bidang pertambangan untuk menghasilkan berbagai logam industri lainnya seperti timbal, seng, tembaga, perak, aluminium, dan besi. Perusahaan ini beroperasi dan memiliki aset di tujuh negara di seluruh dunia.
Operasi nikelnya terkonsentrasi di tambang Cerro Matoso yang terletak di Kolombia, yang menjadikannya salah satu perusahaan pertambangan nikel terbesar di dunia.
10. Boliden
Di posisi terakhir dipegang oleh Boliden, perusahaan logam berteknologi tinggi yang memiliki tambang dan pabrik peleburan asal Swedia. Perusahaan ini memiliki nilai kapitalisasi pasar mencapai US$7,88 miliar atau setara dengan Rp123,2 triliun.
Perusahaan memegang 5 aset dan operasi tambang di berbagai wilayah Swedia, yakni Boliden Aitik, Garpenberg, Kevitsa, dan Tara.
(wdh)