Poin-poin Kritik Pedas Faisal Basri ke Pemerintah Jelang Pilpres - Nasional - Page 2

Logo Bloomberg Technoz

Lebih lanjut, berikut ini merupakan beberapa poin kritik yang dikatakan Faisal Basri untuk pemerintah:

Harga Beras Naik

Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Salah satu poin yang ia soroti merupakan kenaikan harga beras, yang menurutnya pada tahun ini harga beras diperkirakan kembali naik. Ia menjelaskan, hal ini menjadi sorotan karena pada tahun lalu Indonesia masih mengimpor 3 juta ton lebih beras, dan kenaikan harga tersebut dapat menciptakan permasalahan bagi RI.

“Tahun ini diperkirakan akan naik [harga] beras, kenapa penting karena kita mengimpor tahun lalu 3 juta ton lebih, dengan harga yang naik tentu akan create problem, gandum oke karena makanan kedua Indonesia setelah beras.

Pertumbuhan Ekonomi Lamban

Faisal menyoroti pertumbuhan ekonomi era kepemimpinan Presiden Jokowi. Menurutnya, selama Jokowi memimpin ekonomi Indonesia terus mengalami perlambatan. Selain itu, katanya, perlambatan juga terjadi dalam berbagai aspek yakni pada Credit to GDP Ratio yang kian menurun.

“Kita relevan bicara tentang internal, masuk internal, ekonomi Indonesia perlambatan terus menerus, periode 2 Jokowi pertumbuhannya paling 4,7% rata-ratanya,” ujar Faisal. 

Angka Pengangguran Indonesia

Selain itu, ia juga menyoroti perindustrian Indonesia yang relatif mengalami penurunan. Serta, angka pengangguran yang turun namun penciptaan lapangan kerja semakin tidak berkualitas.

“Angka pengangguran turun tapi penciptaan lapangan kerja semakin tidak mutu, makin banyak pekerja informal, ketimpangan makin sejadi-jadi,” kata Faisal.

Pendidikan Indonesia

Presiden Jokowi berdialog dengan pelajar saat peresmian Bendungan Kuwil (DOK Humas Setkab)

Tak hanya itu, Faisal juga menyoroti sistem pendidikan Indonesia. Menurutnya, pendidikan Indonesia era Jokowi pada kondisi yang hancur lebur. Ia mengatakan, beberapa dasar pendidikan Indonesia pada tahun 2022 lebih rendah dibandingkan tahun 2000 lalu.

“Pemerosotan paling tajam di [era] Jokowi, pendidikan ancur lebur,” ujar Faisal.

Turunnya Angka Harapan Hidup Indonesia

Selanjutnya, Faisal juga menyoroti menurunnya angka harapan hidup Indonesia. Ia mengatakan, selama 2 tahun terakhir rata-rata harapan hidup Indonesia turun menjadi 67,6 tahun. Ia menjelaskan, angka ini lebih rendah dari Timor Leste, yang pada negara itu mencapai 67,7 tahun.

“Kalau mau panjang umur siap-siap pindah ke Timor Leste,” katanya.

Turunnya Indeks Demokrasi 

Terakhir, ia juga melihat Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang mengalami penurunan, dari yang sebelumnya pada 2022 di peringkat 110 menjadi peringkat 115 pada tahun 2023. Begitu juga dengan skornya, yang menurutnya stagnan pada level 34.

Score-nya stagnan di level 34 padahal kita pernah 38, 8 tahun yang lalu. Beriringan dengan merosotnya demokrasi, demokrasi indeks juga turun,” pungkas Faisal.

Menurutnya, kondisi demikian yang harus menjadi sorotan utama para capres-cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2024.

"Kondisi ini yang harus disoroti," kata Faisal.

(azr/ain)

No more pages