Berdasarkan laporan keuangan BTN, aset unit usaha syariah BTN atau BTN Syariah telah menembus Rp48,41 triliun pada akhir September 2023. Aset BTN Syariah diprediksi akan membus Rp50 triliun pada akhir 2023.
Sementara itu, total aset Bank Muamalat pada akhir September 2023 mencapai Rp66,19 triliun. Bila memakai September 2023 sebagai acuan, maka entitas gabungan antara BTN Syariah dan Bank Muamalat akan memiliki aset Rp114,6 triliun.
Jaraknya memang masih jauh dibandingkan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang memiliki aset terbesar dengan nilai Rp319,84 triliun. Namun, entitas baru ini juga memiliki gap yang lebar dengan BTPN Syariah sebagai bank syariah terbesar ketiga dengan aset Rp21,96 triliun.
Direktur Eksekutif Segara Research Institut Piter Abdullah Redjalam menilai rencana spin off BTN syariah dan merger dengan Bank Muamalat akan memberikan dampak signifikan bagi industri perbankan syariah.
“Agenda spin off UUS BTN yang dirangkai dengan rencana akuisisi bank syariah lain untuk kemudian di merger, merupakan langkah strategis. Industri perbankan syariah bakal kedatangan pemain BUS baru yang kuat permodalannya dan signifikan asetnya,” ujarnya.
Menurut Piter, BTN Syariah juga layak menampung bank syariah lain karena memiliki fundamental yang solid. BTN Syariah memiliki outstanding pembiayaan Rp35,79 triliun hingga akhir September 2023, tumbuh 17,94% (yoy). Sementara laba bersih selama sembilan bulan pertama 2023 mencapai Rp400 miliar, melonjak 70%.
“Konsolidasi perbankan selalu bermakna positif. Bank hasil merger akan memiliki aset lebih besar dan modal lebih kuat, sehingga bisa lebih optimal dalam menggerakan ekonomi umat. Fungsi intermediasi juga jauh lebih meningkat, dan masyarakat punya lebih banyak pilihan,” kata Piter.
Pengamat perbankan Centre for Banking Crisis Ahmad Deni Daruri menilai Bank Muamalat menjadi kandidat ideal untuk diakuisisi BTN Syariah. Bank syariah tertua di Indonesia itu membutuhkan injeksi modal agar bisa lebih ekspansif dan keluar dari persoalan masa lalu.
“Bank Muamalat memang sudah lebih sehat ketimbang 2 tahun lalu, tapi sehat saja tidak cukup. Bank mesti bertumbuh dan modalnya terus ditingkatkan agar bisa menjalankan fungsi intermediasi lebih optimal lagi,” katanya.
(mfd/lav)