Selain menjadi acuan bagi peternak ayam rakyat untuk menentukan produksi, data valid kebutuhan atau konsumsi ayam broiler juga dibutuhkan untuk mendapatkan produktivitas ternak yang optimal.
"Analisis mengenai proses produksi, suhum kelembapan, pakan, penyakit, dan vitamin dapat diprediksi secara tepat. Analisis tersebut tentu dapat dimanfaatkan sebagai dasar keputusan atau tindak lanjut untuk mendapatkan produktivitas ternak yang optimal," papar Alvino.
Lebih lanjut, Alvino menyebut tidak adanya upaya pemerintah untuk melindungi peternak ayam rakyat juga terlihat dari Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian mengenai afkir parent stock (PS) secara dini dan pemotongan telur bertunas dari ayam ras broiler yang tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Surat Edaran Dirjen PKH ini diterbitkan dalam rangka mengatur keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan DOC FS (day old chicken final stock) ayam ras pedaging. Dengan demikian, langkah pengurangan populasi pada ayam potong diharapkan dapat menyeimbangkan kembali supply demand yang akan berdampak peningkatan harga jual ayam di pasaran.
"Faktanya di lapangan, surat edaran tersebut tidak diikuti dengan pengawasan dan langkah jangka panjang dengan pemangkasan telur bertunas parents stock yang dapat meningkatkan efektivitas perunggasan," ujar Alvino.
Persoalan tingginya harga bahan baku pakan ternak dan juga jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak masih mendera peternak ayam rakyat. Mereka harus bersaing dengan broker dan perusahaan integrator yang memiliki kekuatan modal yang besar.
Situasi ini disebabkan oleh adanya penguasaan di bisnis peternakan mulai dari proses pembibitan, pabrik pakan ternak, produksi obat-obatan dan vitamin ternak, hingga ke proses budidaya ayam konsumsi yang dilakukan perusahaan integrator.
"Di sisi lain, perusahaan ternak besar juga memasarkan produknya di pasar yang sama yang diakses peternak mandiri dan peternak rakyat," pungkasnya.
(rez/wdh)