PBB menyatakan bahwa kemarahan di kawasan Timur Tengah telah meningkat sebagai akibat dari serangan-serangan Israel yang menghancurkan Jalur Gaza, yang memicu berbagai peristiwa kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman.
Rosemary DiCarlo, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian, meminta "semua pihak untuk mundur dari jurang konflik dan mempertimbangkan kerugian manusia dan ekonomi tak terhindarkan yang disebabkan oleh potensi konflik regional."
Dalam pernyataannya, DiCarlo menyatakan, "saya mengimbau Dewan (Keamanan PBB) untuk terus secara aktif melibatkan semua pihak terkait demi mencegah eskalasi lebih lanjut dan memperburuk ketegangan yang merusak perdamaian dan keamanan regional."
Kata Iran
Pemerintah Irak dan Suriah mengecam keras serangan udara AS, dan Iran juga menyangkal keterlibatannya dalam serangan yang membunuh tentara AS di Yordania.
"Setiap upaya untuk mengaitkan tindakan-tindakan ini dengan Iran atau Angkatan Bersenjatanya adalah menyesatkan, tidak berdasar, dan tidak bisa diterima," ucap Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, kepada Dewan Keamanan PBB.
Selain itu, dia menegaskan bahwa Teheran "tidak akan ragu untuk menggunakan hak-hak yang diberikannya untuk merespons dengan tegas" jika Iran menghadapi "ancaman, serangan, atau agresi apa pun yang memengaruhi keamanannya."
AS Lindungi Personelnya
Gedung Putih menyatakan pada Minggu (4/2) waktu setempat bahwa Amerika Serikat berniat melindungi personelnya. Robert Wood, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, juga mengatakan hal yang sama.
Singkatnya, dia menyatakan, "biar saya perjelas, Amerika Serikat tidak menginginkan lebih banyak konflik di kawasan tersebut ketika kami secara aktif berupaya untuk mengatasi dan meredakan konflik di Gaza."
Wood menekankan bahwa mereka tidak mencari konflik langsung dengan Iran, tetapi mereka akan terus melindungi personel mereka dari serangan-serangan yang tidak dapat diterima.
(ros)