"Itu karena rumahnya untuk dihuni, yang jadi masalah adalah rumah untuk investasi," ujar Nixon, yang menyebut BTN kini menguasai 40% pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Saat ini, tambah Nixon, masih ada 12,7 juta keluarga yang masih belum memiliki rumah. Sementara kemampuan pengembang hanya 600-800 ribu per tahun.
"Efek turunan pembangunan perumahan itu 173 sektor, kesempatan untuk mendorong ekonomi," tegasnya.
Sementara CEO & President Director Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa menyebut, harus dikaji lebih dalam seberapa besar pengaruh sektor properti di Indonesia untuk bisa memberikan magnitudo yang sama dengan di China. Namun dirinya menyebut ekonomi Indonesia banyak dipengaruhi sektor-sektor lainnya.
"Ekonomi Indonesia masih sangat besar dan dipengaruhi sektor-sektor lainnya. Jadi masih belum kelihatan lah, masih aman," ucapnya.
Sedangkan Executive Director JPMorgan Indonesia menyatakan kekuatan sektor properti Indonesia bisa terlihat dari laporan keuangan emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kalau melihat struktur balance sheet dari developer, saat ini Indonesia cukup baik. Masih aman," ujarnya.
(aji)