Selain hasil pemilu AS, Micahel tidak menampik risiko terbesar bagi perekonomian dunia tahun ini adalah eskalasi konflik geopolitik, termasuk bagaimana kelanjutan perang Rusia-Ukraina serta manifestasi serangan di jalur perdagangan utama Laut Merah.
“Red Sea dan konflik di Asia Utara ini juga masalah, karena mengganggu lalu lintas barang di Eropa dan Timur Tengah. Belum lagi, ada potensi ketegangan di Selat Taiwan.”
Michael menyebut konflik-konflik geopolitik tersebut akan menyebabkan arus perdagangan dunia makin bergerak ke arah ‘lokal’, sehingga potensi deglobalisasi pun kian menganga.
“Mau tidak mau, akan terjadi deglobalisasi. Ya, masalah deglobalisasi, demografi, dan dekarbonisasi. 3D ini. Demografi juga makin penting karena masing-masing negara mempertahankan kepentingannya. Untuk Indonesia, dengan memiliki demografi besar, kita juga menjadi pasar yang besar. Kita punya ekonomi yang mayoritas tergantung pada permintaan domestik. Kita punya [kekuatan] itu.”
(wdh)