Bloomberg Technoz, Jakarta – Sejak akhir abad ke-XIX, permintaan dunia terhadap nikel mulai meningkat untuk bahan baku pembuatan koin logam. Produksi komoditas mineral logam itu pun makin menanjak pada awal abad ke-XX.

Dalam perkembangannya, penggunaan nikel makin meluas sebagai bahan baku utama baja nirkarat untuk barang-barang keseharian seperti peralatan makan dan memasak.

Kini, seiring dengan tren transisi energi, penggunaan nikel juga makin penting sebagai pembuatan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Berdasarkan survei Badan Geologi AS, total cadangan nikel diperkirakan mencapai 94 juta ton secara global, dengan Indonesia dan Australia menjadi negara yang memiliki cadangan nikel terbesar.

Beberapa perusahaan tambang raksasa global pun turut mencari sumber daya komoditas tersebut, demi memperkuat lini bisnisnya. Lantas, siapa sebenarnya korporasi penambang nikel terbesar di dunia?