Destry menjelaskan gonjang ganjing ekonomi global tentu mempengaruhi sektor keuangan, khususnya pasar rupiah dan pasar modal. Namun, fundamental makro Indonesia solid. Sepanjang 2023, nilai tukar rupiah terapresiasi 1%, di tengah kurs mata uang negara tetangga yang mengalami depresiasi.
"Pada Januari dan Februari ada tekanan mata uang negara maju, jadi rupiah terdepresiasi 1,6%, tapi kalau dilihat volatilitasnya rupiah relatif terkendali," ujar Destry
Menurut Destry, bank sentral berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, baik secara domestik, maupun secara eksternal, yakni melalui kebijakan intensif stabilitas sistem keuangan.
Pada dasarnya, ekonomi global mempengaruhi ekonomi domestik, baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Sektor riil cenderung melambat dibanding periode sebelumnya, sementara sektor keuangan juga mengalami peningkatan imbal hasil (yield) obligasi yang tinggi.
(azr/lav)