Lantas, di mana saja tambang nikel dengan produksi terbesar di dunia?
Berikut sepuluh tambang nikel terbesar berdasarkan produksi di seluruh dunia per 2022, berdasarkan GlobalData mining database.
1. Kola MMC
Tambang ini merupakan tambang yang beroperasi secara terbuka dan bawah tanah yang terletak di Oblast Murmansk, Rusia. Tambang nikel ini dimiliki oleh MMC Norilsk Nickel (Nornickel), salah satu perusahaan tambang terbesar di Negeri Beruang Merah.
Berdasarkan laporan perusahaa, tambang itu diperkirakan telah memproduksi sekitar 151,03 ribu mt nikel pada 2022. Produk akhir Kola MMC adalah katoda nikel dan tembaga, karbonil nikel, kobalt elektrolitik, dan konsentrat kobalt.
2. Sorowako
GlobalData menempatkan tambang Sorowako berada di posisi kedua dengan perkiraaan produksi nikel sebanyak 77,27 ribu mt pada 2022.
Tambang ini di miliki oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO), yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Blok Sorowako merupakan konsesi tambang terbuka yang dioperasikan oleh Vale Indonesia dengan total luas lahan 70.566 ha.
Namun, perusahaan melaporkan total produki bijih nikelnya pada 2022 mencapai 60,09 ribu mt, atau turun 8% dari tahun sebelumnya yang sebesar 65.388 mt.
3. Taganito
Tambang ini adalah tambang terbuka yang terletak di Surigao del Norte, Filipina. Tambang nikel ini dimiliki oleh Nickel Asia Corporation (NAC), perusahaan tambang nikel terbesar di Filipina, dan pemegang saham utama Sumitomo Metal Mining Co Ltd.
GlobalData mencatat total produksi tambang greenfield yang beroperasi hingga 2049 itu telah mencapai 73,89 ribu mt pada 2022.
4. Tambang Rio Tuba
Tambang ini merupakan tambang permukaan yang terletak di Palawan, Filipina, yang juga dimiliki oleh Nickel Asia Corporation (NAC). Tambang ini memproduksi sekitar 46,78 ribu mt nikel pada 2022, dan diperkirakan akan tutup pada 2028.
5. Tambang Cerro Matoso
Tambang Cerro Matoso adalah tambang permukaan yang terletak di Cordoba, Kolombia. Tambang ini dimiliki oleh South32 sejak 2015, dan mencatatkan produksi nikel sebesar 43,8 ribu mt pada 2022, dan beroperasi hingga 2036.
South32 merupakan perusahaan pertambangan dan logam yang terdiversifikasi secara global, yang berbasis di Perth, Australia. Perusahaan juga memproduksi komoditas termasuk bauksit, alumina, aluminium, tembaga, perak, timah, seng, nikel, hingga batu bara metalurgi.
6. Ambatovy
Proyek tambang Ambatovy adalah tambang permukaan yang terletak di Atsinanana, Madagaskar, yang dimiliki oleh Sumitomo Metal Mining. Tambang brownfield itu tercatat memproduksi 40 ribu mt nikel pada 2022, dan beroperasi hingga 2048.
7. Weda Bay
Tambang ini berlokasi di dua kabupaten, yakni Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Tambang ini telah beroperasi sejak 2019 melalui Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), dan akan beroperasi hingga 2069.
Tambang ini dioperasikan oleh PT Weda Bay Nickel (WBN), yang sahamnya dimiliki oleh Thingshan Group, perusahaan asal China yang memiliki porsi 51,2% saham, Eramet (asal Prancis) 37,8%, dan sisanya di miliki oleh perusahaan pelat merah Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam dengan porsi 10%.
GlobalData mining mencatat tambang itu menghasilkan nikel sebesar 40 ribu mt pada 2022. Perusahaan mencatat, sumber daya deposit Weda Bay Nickel saat ini diperkirakan mencapai 12,2 juta ton nikel dengan rata-rata kandungan nikel 1,48%.
8. Tambang Teluk Voisey
Tambang Teluk Voisey ini adalah tambang permukaan dan bawah tanah yang terletak di Newfoundland dan Labrador, Kanada. Tambang ini di miliki oleh Vale SA, dan memproduksi 39,67 ribu mt nikel pada 2022. Tambang ini beroperasi hingga 2035.
9. Tambang Raglan
Tambang ini adalah tambang bawah tanah yang terletak di Quebec, Kanada, yang dimiliki oleh Glencore Plc, sebuah perusahaan logam dan pertambangan yang berpusat di Swiss. GlobalData mencatat tambang ini memproduksi 39,44 ribu mt nikel pada 2022, yang diperkirakan beroperasi hingga 2035.
10. Tambang Murrin Murrin
Tambang Murrin Murrin adalah tambang permukaan yang terletak di wilayah timur laut Goldfields, Australia Barat, Australia, yang juga dimiliki oleh Glencore Plc.
Tambang ini tercatat memproduksi sebanyak 36,74 ribu mt nikel pada 2022, dan diperkirakan beroperasi hingga 2043. Namun, perusahaan melaporkan memproduksi 40,4 ribu mt nikel pada 2022.
(ibn/wdh)