Dalam hal pertumbuhan, AS masih memiliki peluang resesi ringan dan berumur pendek sebagai dasar bagi perekonomian AS tahun ini. Meskipun The Fed mengurangi kemungkinan terjadinya hard landing pada Desember. Melihat lebih jauh dari kenaikan gaji non pertanian akhir-akhir ini ada terlalu banyak tanda-tanda yang sulit untuk diabaikan, yaitu melemahnya pasar tenaga kerja dengan cepat.
Dalam kesempatan yang sama, Tamara menyatakan situasi perekonomian global masih menantang, dan bisa terjadi rambatan ke Indonesia.
"Ada 4 ketidakpastian eksternal utama yang harus dihadapi oleh perekonomian Indonesia tahun ini," kata Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Pertama, lanjut Henderson, adalah arah kebijakan moneter dunia. Saat ini suku bunga memang sepertinya sudah mencapai puncak. Pertanyaannya, kapan bisa turun?
"Terutama oleh Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat/AS). Ini penting untuk mengukur ke mana arah nilai tukar rupiah dan kapan Bank Indonesia (BI) dapat mulai menurunkan suku bunganya," sebut Henderson.
Kedua, tambah Henderson, adalah biaya dan permintaan global. Ini akan terkait dengan ancaman El Nino, konflik geopolitik, dan gangguan distribusi seperti di Laut Merah.
Ketiga, menurut Henderson, adalah perkembangan ekonomi di negara-negara mitra dagang. Apakah AS bisa menghindari resesi? Kapan perekonomian China akan pulih dari sektor properti?
"Keduanya memiliki implikasi penting terhadap prospek investasi dan ekspor Indonesia," ujar Henderson.
Keempat adalah perkembangan geopolitik. Ada risiko ketegangan antara AS-China, terutama jelang Pemilu di Negeri Paman Sam.
"Akankah Indonesia terpaksa keluar dari sikat netralnya dan harus memihak?" kata Henderson.
(lav)