Logo Bloomberg Technoz

Ekonom: Automatic Adjustment Itu Tahan Anggaran Bukan Potong Dana

Azura Yumna Ramadani Purnama
06 February 2024 17:30

Calon Deputi Gubernur BI Dwi Pranoto menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, Senin (13/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Calon Deputi Gubernur BI Dwi Pranoto menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, Senin (13/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menjelaskan, kebijakan penyesuaian otomatis atau automatic adjustment policy adalah kebijakan yang dibuat untuk antisipasi kondisi ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik, dengan memblokir sementara anggaran non-prioritas Kementerian/Lembaga (K/L).

Ia menjelaskan, bahwa kebijakan automatic adjustment atau pemblokiran sementara anggaran K/L dapat dilakukan selama tidak mempengaruhi atau mengunci anggaran yang berkaitan dengan indikator kunci yang menjaga pertumbuhan ekonomi.

“Kebijakan automatic adjustment cukup baik dilakukan asalkan tidak mengunci atau hold anggaran berkaitan dengan program-program meningkatkan konsumsi rumah tangga dan stimulus investasi atau produktivitas para pelaku usaha, utamanya UMKM,” kata Rizal kepada Bloomberg Technoz, Selasa (6/2/2024).

Menurutnya, kebijakan ini masih perlu dilakukan apabila mampu menjadi mitigasi risiko agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mampu menahan gejolak yang diperkirakan timbul.

Rizal juga menegaskan, bahwa automatic adjustment sifatnya menahan anggaran K/L, bukan mengurangi atau memotong anggaran. Menurutnya, kebijakan ini merupakan salah satu langkah antisipatif yang dilakukan pemerintah saat kondisi perekonomian sedang rentan terhadap belanja yang tidak masuk dalam prioritas.