Pejabat setempat juga akan menambah jumlah pusat perawatan anak (24 jam) dan taman kanak-kanak pada akhir pekan menjadi 17 dan 21 di seluruh kota.
Sementara jumlah rumah tangga yang memenuhi syarat untuk layanan perawatan rumah kota yang menguntungkan wanita hamil, orang tua yang bekerja dan keluarga dengan banyak anak juga akan ditingkatkan menjadi 10,000 dari 6,000 saat ini.
Krisis Populasi di Dunia
Tak hanya Korea Selatan, krisis populasi juga terjadi di beberapa negara ASIA, seperti Jepang dan China, termasuk Indonesia.
Jepang
Jumlah penduduk Jepang mengalami penurunan di seluruh 47 prefektur (wilayah administrasi dan yurisdiksi tingkat satu, setingkat provinsi di Indonesia) di negara tersebut untuk pertama kalinya sejak pendataan terakhir, menurut sebuah studi yang dirilis oleh pemerintah. Disisi lain, jumlah penduduk asing naik tipis ke rekor.
Populasi warga negara Jepang menyusut lebih dari 800.000 orang menjadi 122,4 juta sepanjang tahun hingga 1 Januari, ini menjadi alarm bagi Perdana Menteri Fumio Kishida tetang krisis demografi yang menurutnya menjadi ancaman bagi kemampuan negara itu sebagai negara yang punya pengaruh ekonomi. Data tersebut, berdasarkan catatan penduduk pemerintah setempat, dirilis pada hari Rabu (26/7/2023) oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi.
Kishida berjanji untuk menghabiskan sekitar 3,5 triliun yen ($24,8 miliar) untuk meningkatkan angka kelahiran, tanpa menjelaskan secara rinci bagaimana hal ini akan didanai. Di antara kebijakan-kebijakan tersebut adalah perluasan pemberian uang tunai kepada keluarga-keluarga yang memiliki anak, terlepas dari pendapatan orang tua.
China
Jumlah penduduk di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini turun untuk tahun kedua sebesar 2,08 juta jiwa menjadi 1,41 miliar jiwa pada tahun 2023. Populasi Tiongkok mulai menyusut pada tahun 2022 untuk pertama kalinya sejak tahun 1961, tahun terakhir periode Kelaparan Besar di bawah pemerintahan mantan pemimpin Mao Zedong.
Sebanyak 9,02 juta bayi lahir pada tahun 2023, rekor terendah baru. Jumlah bayi lahir terus menurun sejak tahun 1960an, kecuali peningkatan singkat pada tahun 2016, ketika pemerintah melonggarkan kebijakan satu anak untuk memungkinkan keluarga di seluruh negeri memiliki dua anak.
China merupakan salah satu negara Asia Timur yang berjuang untuk membalikkan penurunan angka kelahiran, yang dapat mengurangi jumlah angkatan kerja yang mendorong pertumbuhan dan mendanai sistem pensiun.
Malaysia
Menurut Kepala Statistik Malaysia, Mohd Uzir Mahidin, tingkat kesuburan pada tahun 2022 mencapai titik terendah dalam lima dekade dengan 1,6 anak untuk setiap wanita berusia 15-49 tahun dibandingkan dengan 1,7 anak pada tahun 2021.
Pernyataan berdasarkan laporan Departemen Statistik Malaysia (DOSM) dalam laporan statistik terbarunya yang disadur dari media lokal freemalaysiatoday, Rabu (18/10/2023).
Uzir Mahidin juga mengatakan, sejak tahun 1970 hingga 2012, angka kesuburan nasional masih berada di atas angka penggantian 2,1 anak, yang berarti rata-rata jumlah anak yang dilahirkan per perempuan cukup untuk menggantikan dirinya dan pasangannya.
“Tren penurunan ini berpotensi menimbulkan krisis demografi seperti penurunan pertumbuhan penduduk, penuaan penduduk dan dampaknya pada perekonomian nasional,” ujar Uzir.
Indonesia
Angka kelahiran di Indonesia mengalami penurunan hingga 30% dalam tiga dekade.
Menurut data World Population Prospects, pada 1990 TFR Indonesia masih di level 3,10.
Kemudian di tahun-tahun berikutnya TFR bergerak turun hingga mencapai 2,15 pada tahun lalu. Secara kumulatif, angka kelahiran Indonesia sudah berkurang 30,64% selama periode 1990-2022.
(spt)