Logo Bloomberg Technoz

Ketika harga nikel sedang jatuh, kata Rizal, wajar saja perusahaan mengambil langkah terminasi operasi tambang untuk menekan biaya produksi yang berbanding terbalik dengan potensi pendapatan.

"Apabila harganya kembali di level tertentu dan dianggap menguntungkan, maka tambang tersebut dibuka kembali. Umumnya, perusahaan tersebut [tetap] melakukan perawatan pabrik, mesin produksi dan infrastruktur tambang sehingga siap digunakan kembali pada saat diperlukan," tutur dia.

Belakangan, BHP Group —perusahaan pertambangan terbesar di dunia— mempertimbangkan masa depan tambang Nickel West andalannya di Australia, setelah sebelumnya sempat bernapsu mengakuisisi tambang itu sejalan dengan tren permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik.

Selain BHP, Panoramic Resources Ltd pun menangguhkan sebuah tambang utama setelah memasuki administrasi sukarela pada akhir tahun lalu, ketika perusahaan tersebut gagal menemukan pembeli atau mitra

Kemudian, aset pertambangan IGO Ltd juga akan ditutup, begitu pula beberapa aset yang dioperasikan oleh Wyloo Metals Pty Ltd milik taipan Andrew Forrest dan First Quantum Minerals Ltd.

Para produsen tersebut belakangan juga telah meminta bantuan pejabat. Pada pertemuan krisis akhir bulan lalu, mereka meminta pemerintah federal untuk memberikan kredit pajak untuk pemrosesan hilir.

Harga nikel anjlok ke level terendah sejak 2021./dok. Bloomberg

Namun, bahkan ketika penurunan produksi mulai terjadi, hal tersebut sepertinya tidak akan memberikan dukungan langsung terhadap harga nikel, menurut Allan Ray Restauro, analis di BloombergNEF. Dia mengatakan, “Banjirnya pasokan dari Indonesia diperkirakan akan terus memberikan tekanan pada harga pada 2024."

Hal ini karena produksi Indonesia – yang sudah menyumbang setengah dari pasokan nikel global – mungkin terbukti lebih tahan terhadap pengurangan produksi.

"Sampai sejauh ini harga nikel yang terjadi belum berpengaruh kepada tambang nikel di RI. Hal ini disebabkan karena biaya produksi tambang nikel kita lebih rendah dibandingkan negara lain," ujar Rizal.

Harga nikel di London Metal Exchange (LME) hari ini bertengger di US$16.235/ton, mengguat tipis 0,03% dari perdagangan hari sebelumnya. 

Namun, harga logam tersebut anjlok lebih dari 40% pada 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menambah rintangan di pasar yang juga terguncang akibat lemahnya permintaan dan kekhawatiran yang terus-menerus terhadap perekonomian China.

Analis Macquarie memperkirakan lebih dari 60% industri global merugi karena harga nikel saat ini.

(wdh)

No more pages