Metode tidak biasa pernah pula diusulkan, dengan menempatkan debu di "Lagrange point" menggunakan payung yang diikatkan pada asteroid. Lokasi berada antara Matahari dan Bumi.
Perisai yang dibayangkan, yang membentang seluas satu juta mil persegi (sekitar 1,6 miliar kilometer/km)—setara dengan luas Argentina—menimbulkan tantangan besar dalam hal transportasi ke luar angkasa.
Namun, Rozen dan tim menyatakan butuh kolaborasi untuk mensukseskan ide ‘tameng’ untuk bumi, dilansir Global Villages Space. Idenya kemudian membagi ukuran payung raksasa menjadi lebih kecil.
“Kita dapat menunjukkan kepada dunia, 'Lihat, ada solusi yang berhasil, ambillah, tingkatkan ke ukuran yang diperlukan,” kata dia.
Ilmuran tengah mencari pendanaan US$20 juta untuk merealisasikan prototipe 'payung raksasa' seukuran sekitar 30,5 meter. Dalam perhitungan tim, alat ini mampu mengurangi pasan sekitar 16,2 derajat Celcius, dilansir The New York Times.
(ros/wep)