Logo Bloomberg Technoz

Sepanjang tahun lalu, Antam (ANTM) memproduksi 13,4 juta bijih nikel, lompat 55,9% secara tahunan. Namun, produksi feronikel turun 11,8% secara tahunan menjadi 21.473 ton.

Untuk volume penjualan, sebanyak 20.100 ton feronikel terjual sepanjang 2023, turun 16,8% secara tahunan. Sementara, penjualan bijih nikel mencapai 26,1 juta ton, melesat 68,4% secara tahunan.

"Memperhatikan kinerja operasional itu, kami memperkirakan pendapatan Antam (ANTM) sepanjang 2023 turun antara 2% hingga 3% dari perkiraan awal kami," seperti dikutip dari riset Mirae Asset, Selasa (6/2/2024).

Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)

Rizkia Darmawan dan Abyan H. Yuntoharjo sebelumnya memiliki perkiraan pendapatan indikatif Antam (ANTM) Rp41,69 triliun sepanjang 2023. Sedang realisasi pendapatan pada 2022 sebesar Rp45,93 triliun.

Meski begitu, penurunan 2% hingga 3% dari perkiraan awal tersebut masih mencerminkan pendapatan Antam (ANTM) yang sesuai ekspektasi keduanya.

Sementara, untuk laba bersih Antam (ANTM) 2023, diperkirakan mengalami penurunan 3,06% secara tahunan menjadi Rp3,7 triliun. EBITDA Antam (ANTM) diperkirakan naik 3,45% secara tahunan menjadi Rp4,79 triliun.

Harga saham ANTM belakangan mengalami penurunan. Menurut Mirae Asset Sekuritas, ini justru menjadi peluang untuk mengakumulasi saham ANTM.

Mirae Asset merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp1.850/saham. Harga saham ANTM saat ini ada di level Rp1.440/saham.

Manajemen Antam (ANTM) belum memberikan respons terkait proyeksi kinerja keuangan indikatif tersebut.

Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi

Sudah rahasia umum bahwa Maluku Utara dan Sulawesi Tengah merupakan basis industri hulu ke hilir pertambangan nikel di Indonesia. 

Bahkan, menurut klaim Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, nikel adalah penyebab pertumbuhan ekonomi keduanya begitu cemerlang. 

“Industri yang memang cukup besar di kedua provinsi tersebut adalah berasal dari industri olahan barang tambang terutama feronikel. Jadi, jika ditarik kesimpulan, industrialisasi atau program hilirisasi nikel memang memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di sana,” kata Amalia, Senin (5/2/2024).

Dari kedua provinsi tersebut, Indonesia kini menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia, dengan perkiraan cadangan yang sangat melimpah.

Secara agregat, Amalia menyebut pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang menjadi basis nikel melaju di atas rerata pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun lalu. Secara spesifik, pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi menembus 6,37% yoy, sedangkan di Maluku dan Papua 6,94%.

(mfd/dhf)

No more pages