Logo Bloomberg Technoz

Pada pertengahan Juni tahun lalu, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi memutuskan untuk menurunkan bea masuk impor minyak nabati dari 17,5% menjadi 12,5%. Langkah ini ditempuh untuk mengendalikan inflasi. 

Pada Desember, inflasi India mencapai 5,68%. Inflasi pangan sendiri mencapai 9,53%.

“Perpanjangan waktu pemotongan tarif bea masuk sudah bisa diperkirakan, karena pemerintah ingin harga-harga terkendali jelang Pemilu,” ujar Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, seperti diberitakan Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO sebenarnya sedang bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,43. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish

Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di 14,12. Sudah di bawah 20, yang berarti sudah jenuh jual (oversold).

Dengan begitu, harga CPO masih berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di MYR 3.831/ton. Jika tertembus, maka bisa naik lagi menuju MYR 3.896/ton.

Sementara target support terdekat adalah MYR 3.774/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke MYR 3.745/ton.

(aji)

No more pages