Adapun untuk resistance pertama ada di level 7.220, dan apabila berhasil break dengan volume yang tinggi, berpotensi terus menguat hingga 7.250–7.270 sebagai target penguatan selanjutnya.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Data perekonomian terbaru dari negeri Paman Sam yang makin mencerminkan kekuatan adalah, indeks jasa yang diterbitkan oleh Institute for Supply Management’s mencapai titik tertinggi dalam empat bulan.
Kabar tersebut mengejutkan pasar ketika investor sudah mencerna sikap kehati-hatian dari beberapa perwakilan The Fed, termasuk Jerome Powell.
Indikator Fed swap hampir menghilangkan peluang penurunan suku bunga acuan FFR di bulan Maret, dan kemungkinan penurunan suku bunga pada Mei juga sudah mulai melandai. Untuk ekspektasi penurunan pada Juni probabilitas yang ada berkisar 47,2%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pejabat The Fed mengakhiri kampanye agresif untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Januari. Namun, mereka berupaya mengatur ulang ekspektasi mengenai seberapa cepat pemangkasan suku bunga tahun ini.
Gubernur Jerome Powell mengatakan penurunan suku bunga pada Maret tidak mungkin terjadi.
Ahli strategi JPMorgan Chase and Co., Marko Kolanovic, mengatakan, "Tanpa adanya guncangan material, menurutnya pelonggaran tahun ini akan terbukti lebih moderat dari perkiraan pasar."
Adapun rilis data yang dilansir oleh Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan indeks sektor jasa ISM Amerika pada Januari lompat ke 53,4, dari sebelumnya 50,6 pada Desember.
Angka ISM menunjukkan ekspansi semakin kuat di perekonomian dan jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan angkanya 52.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data Non-Farm Payrolls (NFP) yang dirilis pada Jumat lalu menunjukkan akselerasi pertumbuhan pasar tenaga kerja AS di Januari. Ini sekaligus mengecewakan harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.
“Upah naik dengan laju tertinggi dalam hampir dua tahun, mengirim sinyal bahwa ketahanan pasar tenaga kerja yang kuat dapat memaksa Federal Reserve menunda awal siklus penurunan suku bunga lebih lama dari yang diantisipasi pasar,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,55% ke 7,198 dan disertai oleh munculnya volume penjualan, penutupan IHSG pun kembali berada di bawah MA-20.
“Selama IHSG belum mampu menembus 7.271 sebagai resistancenya, maka saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave c dari wave (ii) sehingga pergerakannya masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.925-7.021,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (6/2/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BMRI, PTBA, TOWR, dan WINS.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG diperkirakan masih akan melaju di tren sideways dalam rentang 7.175–7.250 di Selasa (6/2). Mencermati teknikal, Stochastic RSI mulai bergerak turun dari overbought area bersamaan dengan pergerakan Senin (5/2).
“Pasar masih mencerna realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05% yoy di 2023, lebih lambat dari 2022 (5,31% yoy). Meski demikian, realisasi Q4-2023 di 5,04% yoy, lebih tinggi dari perkiraan di 5% yoy. Pasar nampaknya memiliki ekspektasi pertumbuhan ekonomi 2023 yang lebih besar dari realisasi tersebut,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ESSA, KLBF, DSNG, AKRA, MAPA dan SSMS.
(fad)