Logo Bloomberg Technoz

"Jika ekonomi terus menunjukkan angka yang baik, paradigma dapat berubah dan kita mungkin perlu mengevaluasi ulang dolar dari perspektif yang lebih bullish," lanjutnya.

Grafik Indeks Bloomberg Dollar Spot. (Sumber: Bloomberg)

Kekuatan ekonomi dan prospek suku bunga yang tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama telah mendorong rebound mata uang AS tersebut dari posisi terendah pada Desember. Kala itu Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan bersiap untuk beralih dari peningkatan suku bunga dan mempertimbangkan serangkaian penurunan.

Para pejabat The Fed mengakhiri kampanye agresif untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Januari. Namun, mereka berupaya mengatur ulang ekspektasi mengenai seberapa cepat pemangkasan suku bunga tahun ini. Gubernur Jerome Powell mengatakan penurunan suku bunga pada Maret tidak mungkin terjadi.

Dengan suku bunga AS yang masih tinggi dan Bank Sentral Jepang tidak memberikan kejelasan kapan akan membalikkan kebijakan suku bunga negatifnya, yen menjadi yang terburuk di antara negara-negara G-10. Mata uang Jepang melemah 0,3%, menyentuh 148,89 per dolar pada hari Senin.

Seperti Powell, pembuat kebijakan kawasan euro juga mendorong mundur narasi pemotongan suku bunga dalam jangka pendek. Namun, spekulasi bahwa para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa akan menurunkan biaya pinjaman sebelum The Fed telah membebani euro. Mata uang tersebut turun hingga 0,6% pada Senin untuk diperdagangkan di US$1,0723, level terendah sejak 14 November.

Prospek perbedaan suku bunga yang lebih luas untuk mendukung AS telah menyeret euro lebih rendah, sekitar 2,7% terhadap dolar sejak awal tahun. Bechtel mengatakan euro dapat melemah lebih lanjut ke US$1,06.

Euro dalam perdagangan opsi. (Sumber: Bloomberg)

Taruhan bearish pada euro tetap tinggi setelah perdagangan opsi tersibuk untuk mata uang tersebut sejak Juli terjadi pada Jumat. Perputaran kontrak put yang menawarkan hak untuk menjual euro di masa depan melampaui opsi beli dengan rasio sekitar 3 banding 1 pada hari Senin.

"Para pendukung dolar AS memiliki lebih banyak alasan untuk bersorak di luar pengecualian dan kisah-kisah high carry AS," tulis Charu Chanana, ahli strategi pasar di Saxo Markets, dalam catatan hari Senin. 

"Laporan nonfarm payroll yang meledak-ledak pada Jumat, bersama dengan penolakan Gubernur Fed Powell terhadap ekspektasi penurunan suku bunga di bulan Maret, akan memaksa pasar menilai ulang ekspektasi Fed mereka," lanjutnya.

(bbn)

No more pages