Ia menjelaskan, pemerintah terus menstimulasi perekonomian nasional pada kuartal keempat 2023 lalu. Airlangga mencontohkan bagaimana stimulus sektor perumahan melalui kebijakan PPN perumahan Ditanggung Pemerintah (DTP), hingga penebalan bansos untuk mitigasi El Nino.
Tak hanya itu, pemerintah melakukan pemberian subsidi biaya administrasi bagi perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Masih ditambah dengan akselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM.
“Kita melihat strategi ke depan, kita ada beberapa hal yang harus kita jaga, menjaga stabilitas makro, kerjasama antara fiskal dan moneter harmonis dengan sektor riil, termasuk pengendalian harga menuju hari-hari besar,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa konsumsi rumah tangga pada kuartal keempat 2023 turun, 4,47%, dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,04%.
BPS menyampaikan, daya beli konsumsi rumah tangga sebenarnya masih cukup terjaga. Namun, beberapa data memperlihatkan terjadi perlambatan konsumsi pada kelas menengah, terutama kelas menengah atas yang memiliki kontribusi konsumsi cukup besar selama ini.
Sementara untuk capaian sepanjang tahun (full year) juga mencatat tren serupa yakni menurun yaitu sebesar 4,8% yoy pada 2023, dari sebelumnya sebesar 4,94% pada 2022.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,05%. Capaian pertumbuhan itu melambat bila dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5,3%.
(azr/wep)