Dalam perjalannya LEN menjadi holding BUMN pada industri pertahanan, Defend ID. Salah satu tugasnya mengorkestrasi pekerjaan dari perusahaan seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana.
Khusus tugas baru yang diemban sebagai Holding, LEN memiliki tujuan jangka panjangnya seperti menciptakan kemandirian alat pertahanan dan keamanan, mengintegrasikan Command, Control, Communication, Computer, Cyber, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance atau C5ISR, dan energetic material, pengembangan supply chain. Ini bagian dari wujud dukungan program prioritas pemerintah.
Pada tahun 2022 LEN memprioritaskan beberapa agenda kerja Defend ID, termasuk restrukturisasi utang di tubuh PT LEN dan PT DI, dan berlanjut pada PT PAL. Perusahaan juga akan terus mengembangkan kontrak kerja dari para anak usaha, seperti motor listrik, produksi kendaraan Anoa, ICCS Kavaleri, dan Radar GCI.
Ini masih ditambah kontrak kerja prasarana perkeretaapian, refurbishment KRI Sigma & Bung Tomo, kapal LPD (Landing Platform Dock), Datalink TNI AU, hingga drilling & blasting service.
Sebelumnya di tubuh LEN Industri, proyek yang dikerjakan adalah Skytrain atau perangkat sistem transportasi yang digunakan untuk menganalisis pergerakan penumpang pada tiga terminal di Bandara Soekarno-Hatta. Teknologi sistem persinyalan yang dipakai adalah SiLSafe 5000.
Perusahaan juga terlibat dalam pengembangan sistem persinyalan kereta LRT Jabodebek yang telah beroperasi tanpa masisnis, bersama tiga BUMN lain, IKA, Adhi Karya, dan KAI. Menggunakan teknologi TrainGuard MT Signalling System dari Siemens dengan perusahaan menjadi pemasok sistem suplai tenaga (power supply system), perangkat emergency train stop, dan perangkat luar persinyalan lain, serta sistem pengkabelan indoor dan outdoor persinyalan.
Teknolgi sinyal kereta memungkinkan operasional LRT mandiri, seperti yang telah terlaksana di Skytrain, juga MRT Jakarta meski masih taraf semi driverless.
(fik/wep)