Pelemahan mata uang emerging market Asia pagi ini merembet pula ke pasar saham dan obligasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,09% sementara yield surat utang RI di hampir semua tenor mencatat kenaikan.
Aksi jual pemodal di pasar keuangan Asia termasuk Indonesia pagi ini tersulut gelombang jual di pasar di mana yield surat utang AS melonjak hingga 18,9 basis poin untuk tenor 10 tahun ke 4,06%. Sementara tenor pendek naik lebih tinggi imbal hasilnya hingga 22 basis poin terutama tenor 5 tahun yang kini ada di 4,04%.
Pernyataan terbaru Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam wawancara di program '60 Minutes' yang disiarkan CBS pada Ahad petang menegaskan posisi bank sentral yang akan sangat berhati-hati menurunkan bunga acuan.
Powell menyatakan, The Fed masih ingin melihat data ekonomi lebih lanjut demi memastikan laju disinflasi ke arah target 2% bisa berkelanjutan.
"Bahaya dari tindakan menurunkan bunga terlalu cepat adalah bahwa pekerjaan [menjinakkan inflasi] ini belum selesai dan bahwa data yang sangat baik yang kita peroleh selama enam bulan terakhir ini ternyata tidak menjadi indikator sebenarnya yang memberi petunjuk arah inflasi," kata Powell dalam wawancara bersama Scott Pelley dari CBS, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Senin pagi ini.
Powell menjelaskan, menjadi hal yang bijaksana bila pemegang kebijakan memberikan waktu lebih banyak dan melihat data apakah penurunan inflasi ke 2% terkonfirmasi dengan cara yang berkelanjutan.
(rui)