Bloomberg Technoz, Jakarta - Program lain yang dijanjikan Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo pada Debat kelima adalah menyekolahkan secara gratis satu anak dari keluarga miskin hingga tingkat strata satu atau sarjana. Dia mengklaim sudah berhasil melaksana program serupa namun pada tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) saat menjabat Gubernur Jawa Tengah. Cek fakta berapa biaya yang diperlukan pemerintah untuk mewujudkan program yang diklaim menjadi solusi pemberantasan angka kemiskinan di Indonesia.

Pendidikan diklaim sebagai pintu keluar dari kemiskinan. Anak yang memiliki pendidikan baik bisa memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak. Keberadaan anak ini bisa membantu atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya. 

Hal ini membuat Ganjar-Mahfud menilai program tersebut lebih solutif ketimbang bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT). Program tersebut bertujuan untuk menekan angka kemiskinan dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). 

Mengutip data Kementerian Sosial, jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) adalah 20 juta keluarga. Ini adalah jumlah keluarga miskin di Indonesia.

Sementara berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rata-rata biaya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah Rp 7,5 juta/tahun. Dengan demikian, jika keluarga miskin memiliki 1 anak usia kuliah maka biaya yang dibutuhkan adalah Rp150 triliun per tahun.