Logo Bloomberg Technoz

Politisasi Bansos Dinilai Makin Vulgar dan Patut Diawasi Bersama

Redaksi
04 February 2024 16:10

Presiden Jokowi bagikan bansos BLT di Manado, Sulut (YouTube Setpres)
Presiden Jokowi bagikan bansos BLT di Manado, Sulut (YouTube Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan bantuan sosial (bansos) yang dibagikan pemerintah dalam masa pemilu dinilai memalukan. Belakangan, sejumlah tudingan mengemuka, menyebut politisasi bansos diduga menguntungkan salah satu paslon tertentu.

“Bansos politisasinya kuat dan itu sudah memalukan dengan cara paling telanjang. Skala norak-nya 10. Pelajaran besar pemilu kali ini, semoga tidak terulang dalam pemilu lainnya,” kata Firman saat dihubungi Minggu (4/2/2024).

Firman menyebut bansos yang dibagikan kepada masyarakat bukan hal yang baru karena sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi periode pertama sudah ada politisasi bansos. Namun, politisasi bansos kali ini dinilai lebih vulgar karena sejumlah menteri Jokowi juga ikut membagikan bansos.

“Sehingga mengaburkan fasilitas negara mengatasnamakan individu. Ketika orang bilang Jokowi akan terasosiasikan dengan Gibran,” tuturnya.  

Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai bansos merupakan hak rakyat dan dianggap efektif menaikkan elektabilitas dan membangun simpati publik tapi perlu diawasi bersama.