Logo Bloomberg Technoz

RI Euforia Temukan Litium, padahal Harganya Makin Terjun Bebas

Wike Dita Herlinda
04 February 2024 14:00

Bijih mentah atau ore litium./Bloomberg-Carla Gottgens
Bijih mentah atau ore litium./Bloomberg-Carla Gottgens

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pada saat Indonesia sedang merasakan euforia penemuan berbagai lokasi yang potensial memiliki cadangan litium, sederet perusahaan tambang di luar negeri justru memperingatkan harga komoditas bahan baku baterai kendaraan listrik itu berisiko kian terjun bebas ke depannya.

Dalam kaitan itu, dua perusahaan litium terbesar di China menambah daftar panjang perusahaan tambang global yang mengeluarkan peringatan keras mengenai kesehatan industri logam baterai dunia, dan meminta investor bersiap menghadapi anjloknya laba dan penurunan nilai aset.

Kemerosotan harga bahan baku baterai telah menghambat proyek-proyek di seluruh dunia karena melimpahnya pasokan, bahkan ketika optimisme mengenai masa depan kendaraan listrik masih tetap ada. Dengan harga yang anjlok, para penambang memberlakukan pengurangan produksi dan berusaha mengendalikan biaya.

Harga litium (Sumber: Bloomberg)

Tianqi Lithium Corp dari China mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka memperkirakan laba setahun penuh akan turun sebanyak 73% dari tahun sebelumnya dan sekarang akan berkisar antara 6,6 miliar yuan (US$920 juta) hingga 8,9 miliar yuan.

Tianqi mengatakan, sebagaimana dilaporkan Bloomberg, pendapatannya terpukul oleh jatuhnya harga litium dan mereka juga memperkirakan pendapatan yang lebih rendah dari investasinya di SQM Chile. Perusahaan juga siap melakukan penurunan nilai pada beberapa asetnya.