Menurut Nicke, hal tersebut berdampak pada efisiensi biaya produksi sehingga bisa memberikan harga terbaik untuk masyarakat.
“Dengan digitalisasi ini yang bisa merubah operating model atau cara bekerja yang pada akhirnya bisa menciptakan value dalam bentuk cost optimization. Dengan demikian, Pertamina bisa memproduksi dan memberikan BBM dengan harga terbaik kepada masyarakat,” ucap Nicke dalam keterangan resmi yang sama.
Nicke menambahkan harga jenis BBM nonsubsidi bersifat fluktuatif mengikuti komponen penentuan harga antara lain harga minyak mentah dan nilai kurs, termasuk kondisi sosial ekonomi masyarakat.
"Harga BBM di SPBU Pertamina lebih kompetitif. Sebagai BUMN, dalam penetapan harga BBM nonsubsidi, kami tetap mempertimbangkan banyak aspek, termasuk daya beli masyarakat," ujarnya.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Santoso mengatakan, dalam menghitung penetapan harga, perseroan merujuk pada hasil evaluasi tren harga minyak dunia dan juga formula yang ditentukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Penyesuaian harga tersebut bisa naik, turun, atau bahkan tetap," ujar Fadjar saat dimintai konfirmasi, Kamis (1/2/2024).
Formula yang dimaksud tersebut yakni Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022. tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU dan/atau Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Dalam beleid itu, Formulasi batas harga BBM untuk jenis bensin di bawah RON 95 dan jenis minyak solar CN48 adalah (10x90) x (MOPS atau Argus + Rp1.800/liter). Adapun, rumus batas harga bensin RON 95, 98, dan solar CN51 adalah (10x90) x (MOPS atau Argus + Rp2.000/liter).
Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus merupakan bagian biaya perolehan atas penyediaan BBM jenis bensin dan minyak Solar dari produksi kilang dalam negeri dan/atau impor sampai dengan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), yang mencerminkan harga produk sebagai dasar harga MOPS tertinggi.
"Setelah dievaluasi oleh PT Pertamina Patra Niaga, bulan ini tidak mengalami perubahan," ujar dia.
Harga Pertamax dan Pertamax Turbo pada Februari masing-masing dibanderol Rp12.950 dan Rp14.400/liter, sama seperti bulan sebelumnya. Sementara itu, harga Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing tetap dibanderol Rp14.550 dan Rp15.100/liter. Pertamax Green juga tetap di Rp13.900/liter.
(wdh)