"Jadi untuk mengejar ketertinggalan tidak bisa dengan effort biasa saja, harus ada langkah-langkah yang ekstra karena bersamaan dengan kita hendak meningkatkan kualitas manusia di kawasan luar Jawa dan Sumatera," ujarnya.
Anies juga menyebut bahwa dalam visi-misinya bersama Muhaimin Iskandar, ia akan menekankan terhadap dimensi wilayah, sehingga hal tersebut dapat menjadi acuan untuk memastikan rencana pembangunan sesuai dengan potensi dan kebutuhan setiap wilayah di Indonesia.
"Nah, kami memasukkan dimensi kedua, dimensi wilayah, yaitu apa yang mau dibangun untuk Sumatera, apa untuk Kalimantan, apa untuk Sulawesi apa untuk Maluku, apa untuk Papua, apa untuk Nusa Tenggara, sehingga rencana tidak dibuat simetrik, tapi dibuat sesuai dengan potensi dan sesuai dengan apa yang diperlukan di masa yang akan datang di tiap-tiap wilayah," kata Anies.
Tidak hanya itu, Anies juga memperkenalkan dimensi ketiga daripada visi misinya, yakni topografi, mengingat keberagaman wilayah Indonesia. Jadi, menurutnya, pendekatan pembangunan daerah harus disesuaikan dengan karakteristik topografi seperti wilayah kepulauan, dataran tinggi, dan pesisir.
"Kalau boleh saya rangkum, Indonesia adil makmur untuk semua, diturunkan dalam perencanan tiga dimensi, dimensi sektor, dimensi wilayah, dan dimensi tipografi, dari situ kemudian disusun rencana kerjanya," pungkas Anies.
(prc/ros)