Kementerian Unifikasi Seoul mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya secara teratur mengeluarkan ancaman militer dan memicu kecemasan tentang keamanan untuk merusak kepercayaan rakyat Korea Selatan terhadap pemerintah.
"Korea Utara juga bermaksud untuk menarik perhatian dari masyarakat internasional dalam upaya untuk menciptakan suasana bahwa permintaan Korea Utara harus diterima untuk penyelesaian krisis di Semenanjung Korea," ujar Kim In-ae, wakil juru bicara kementerian tersebut, dalam sebuah konferensi pers.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un baru-baru ini mendefinisikan hubungan antar-Korea sebagai hubungan antara "dua negara yang saling bermusuhan" dan memerintahkan pembubaran badan-badan yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea.
"Ada pandangan bahwa kementerian luar negeri Korea Utara dapat menangani urusan antar-Korea mulai sekarang. Namun, pemerintah memiliki sikap yang jelas bahwa kementerian unifikasi harus menangani isu-isu yang berkaitan dengan hubungan antara kedua Korea," kata menteri tersebut.
Sementara itu, Kim, orang penting Seoul untuk Korea Utara, mengatakan bahwa sistem penjatahan makanan di Korea Utara telah "sepenuhnya" runtuh di tengah kekurangan pangan kronis, mengutip laporan yang akan segera dirilis tentang situasi ekonomi dan sosial Korea Utara.
Kementerian tersebut berencana untuk mempublikasikan laporan tersebut untuk pertama kalinya pada bulan ini setelah mengumpulkan informasi berdasarkan wawancara dengan lebih dari 6.300 pembelot Korea Utara.
(ros)