Indra mengakui target 100 Mbps kecepatan internet teramat sulit direalisasikan. Faktor utamanya adalah belum adanya pemerataan koneksi internet, selain tingkat daya beli masyarakat.
Masih terdapat ketimpangan daya beli masyarakat sebagai pengguna internet. Misalnya, daya beli masyarakat kota lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di kabupaten yang masih rendah.
“Masalahnya adalah pemerataan dan daya beli masyarakat tidak rata di seluruh wilayah di Indonesia gitu ya,” tegas Indra. “Kabupaten yang tidak sebesar itu, itu realitasnya.”
Direktur Pengendalian Ditjen PPI Kominfo, Dani Suwardani menambahkan saat ini masyarakat Indonesia masih tergolong sensitif terhadap harga saat merujuk pada sebuah layanan internet.
Masyarakat saat ini nyaman dengan tarif paket internet dengan kisaran tarif Rp200-Rp300 ribu, namun kualitas sinyal yang tidak terlalu tinggi.
“Karena masyarakat sekarang kan juga sepertinya sudah nyaman di kisaran tarif Rp200-300 ribu, ketika itu nanti dinaikkan speednya jadi 100 [Mbps] minimal, tentunya perlu kita kaji dari sisi tarifnya, dan kemudian daya beli masyarakat,” jelas Dani.
Sebelumnya wacana pemberian insentif tengah dibahas antara Kementerian Kominfo dengan para penyelenggara jasa internet. Wacana ini disampaikan Kominfo dengan target standar layanan internet cepat ini berlaku untuk layanan internet tetap atau fixed broadband. Meski begitu keinginan Kominfo harus melihat dari kesiapan industri, kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong.
Menurut Usman Kansong dalam skala global Indonesia yang saat ini masih menempati urutan ke-97. Dengan kebijakan yang mendorong kecepatan internet, dapat menumbuhkan ekonomi digital.
Hasil survei paling baru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024 penetrasi intenet Indoenssia sudah mencapai 79,5% atau dipakai oleh 221.563.479 orang. Meski begitu penetrasi internet masih belum merata, terekam dari hasil survei APJII. Kontribusi daerah non tertinggal mencapai 96,8% atau setara 215 juta jiwa, sedangkan daerah tertinggal kontribusinya 3,2% (6,67 juta jiwa).
Jawa juga masih jadi area terbesar pemakai intenet, dimana pulau ini menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 57,82%. Jika dibedah, Jawa Barat jadi daerah yang paling berkontribusi pada angka penyebaran internet dengan skor 18,3%, kemudian disusul dengan Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing dengan skor 14,7% dan 14,12%.
(wep)