Dilansir dari Al Jazeera, Cameron menyatakan, "prospek ini sangat penting bagi perdamaian dan keamanan jangka panjang di kawasan ini."
Namun, Cameron mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan sebelum mengakui Palestina adalah memastikan "jeda pertempuran" di Gaza.
Cameron mengatakan bahwa "gencatan senjata permanen dan berkelanjutan" akan menjadi hasil dari upaya "jeda pertempuran" di Gaza.
Dia juga menyatakan bahwa para pemimpin Hamas harus meninggalkan Gaza sebelum Inggris dapat mengakui Palestina sebagai negara independen.
"Anda tidak bisa mendapatkan solusi dua negara jika Gaza masih dikuasai oleh orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober."
Pada 7 Oktober lalu, Hamas melakukan sejumlah serangan yang menyebabkan ratusan orang tersandera di wilayah perbatasan Israel.
Hingga hari ini, serangan itu menjadi pemicu agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, yang telah membunuh lebih dari 27 ribu orang dan melukai lebih dari 60 ribu lainnya.
Sejauh ini, dilaporkan bahwa Israel dan Hamas terus berusaha bernegosiasi untuk mendorong gencatan senjata baru yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS.
Qatar mengklaim negosiasi berjalan lancar, tetapi masih ada beberapa perbedaan yang menghalangi kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Kemungkinan besar, kesepakatan gencatan senjata ini juga akan mencakup pembebasan sandera oleh Hamas serta pembebasan warga Palestina yang ditahan di Israel.
(ros)