Logo Bloomberg Technoz

Konsumsi rumah tangga adalah penyumbang utama dalam pembentukan PDB dengan kontribusi mencapai lebih dari separuh. Jadi saat konsumsi masih solid, pertumbuhan ekonomi niscaya akan terungkit.

Ekspor Anjlok

Di bawah konsumsi, ekspor adalah kontributor terbesar kedua. Ini yang sedang mengalami masalah.

Tahun lalu, harga komoditas andalan ekspor Indonesia merosot. Pada 2023, harga minyak sawit mentah (CPO) dan batu bara anjlok masing-masing 10,42% dan 63,78%.

Hasilnya, ekspor Indonesia menciut. BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia sepanjang 2023 adalah US$ 291,9 miliar. Jatuh 11,33% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB), yang menjadi penyumbang terbesar ketiga dalam pembentukan PDB, sepertinya juga masih solid. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang 2023 senilai Rp 1.418,9 triliun. Naik 17,5% dibandingkan 2022.

Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, menilai investasi akan memegang peranan penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi, terutama pada kuartal IV-2023. Bloomberg Economics memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,06% pada kuartal pamungkas tersebut.

“Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada kuartal IV, mayoritas didorong oleh investasi. Investasi tumbuh kuat di tengah belanja pemerintah yang melambat,” sebut Henderson dalam risetnya.

Untuk 2024, Bloomberg Economics memperkirakan ekonomi Ibu Pertiwi tumbuh 5%. Investor kemungkinan akan wait and see karena faktor Pemilu. Sementara ekspor diperkirakan masih lesu karena perlambatan ekonomi global.

(aji)

No more pages