“Saya membeli saham BNGA karena Bank CIMB adalah bank swasta terbesar ke-2 setelah Bank BCA dengan aset Rp329 triliun, sejak di bawah pimpinan Ibu Lani Darmawan dan team-nya kinerjanya jadi bagus,” kata Lo Kheng Hong saat dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis (1/2/2024).
Lo Kheng Hong menambahkan, laba Bank CIMB Niaga terus meningkat pada 2020 menjadi Rp2 triliun, kemudian meningkat lagi menjadi Rp4,2 triliun pada 2021. Pada 2022, labanya kembali meningkat menjadi Rp5 triliun.
“Labanya meningkat lagi sampai September 2023 sudah mencapai Rp4,9 triliun dan valuasinya murah. Price to book value ratio 0,93 kali, masih di bawah 1 kali,” tutur Lo Kheng Hong.
Selain itu, kata dia, Bank Cimb juga memberikan deviden bagi para pemegang saham. “Jika payout rationya seperti tahun lalu 57% maka devidennya sekitar Rp150 per saham, maka dividen yield adalah 8.5%, lebih tinggi dari bunga deposito dan obligasi negara,” tambahnya.
Aksi Lo Kheng Hong terungkap dalam hasil aksi korporasi bertajuk penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) tersebut, Kamis (1/2/2024). Selain Lo Kheng Hong, nama Dendy Soerjono turut ambil bagian.
Belum disebutkan berapa jumlah saham BNGA yang Lo Kheng Hong serap. Yang terang, harga pelaksanaan private placement dipatok di Rp1.575/saham.
Artinya, Lo Kheng Hong menyerap saham private placement BNGA di harga diskon, mengingat harga saham di periode pelaksanaan PMHMETD 31 Januari 2024 ada di level Rp1.750/saham. Lo Kheng Hong menyerap saham private placement BNGA 10% lebih murah dari harga pasar reguler.
CIMB Niaga (BNGA) melepas 25,13 miliar dalam aksi korporasi itu. Perusahaan memperoleh dana segar Rp39,58 miliar yang akan digunakan untuk modal ekspansi kredit.
Usai private placement, jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh CIMB Niaga (BNGA) bertambah jadi 25,14 miliar saham dari sebelumnya 25,13 miliar saham.
(fad/dhf)