Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan dolar AS datang dari ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan. Harapan akan penurunan suku bunga acuan menebal seiring rilis data ketenagakerjaan teranyar. 

Pada pekan yang berakhir 27 Januari, klaim tunjangan pengangguran tercatat 224.000. Naik dari pekan sebelumnya yang sebanyak 215.000 sekaligus menjadi yang tertinggi sejak pertengahan November. Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dengan perkiraan 212.000.

Data ini makin menegaskan bahwa ekonomi AS mulai ‘mendingin’. Oleh karena itu, penurunan suku bunga acuan adalah sebuah keniscayaan, meski belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.

“Investor belum mengesampingkan kemungkinan suku bunga acuan bisa diturunkan lebih cepat dari perkiraan. Ekspektasi itu bisa semakin meningkat jika data yang diumumkan terus memburuk,” kata Fawad Razaqzada dari City Index and Forex.com, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Mengutip CME FedWatch, peluang bank sentral Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5% pada rapat Maret masih 62%. Namun pada Mei, probabilitas penurunan 25 basis poin (bps) ke 5-5,25% sudah mencapai 59,6%.

Dengan preferensi investor ke arah aset berisiko seiring ekspektasi penurunan suku bunga, dolar AS pun kehilangan pesona. Ini yang sepertinya bisa dimanfaatkan rupiah untuk kembali unggul.

(aji)

No more pages