Logo Bloomberg Technoz

Pasar Tenaga Kerja AS Mendingin

Asa penguatan rupiah datang dari pasar yang sedang bergairah. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup menguat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 melonjak lebih dari 1%.

Sementara imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bergerak turun. Yield obligasi tenor 10 tahun turun tipis 1,7 basis poin ke 3,88%.

Harapan akan penurunan suku bunga acuan menebal seiring rilis data ketenagakerjaan teranyar. Pada pekan yang berakhir 27 Januari, klaim tunjangan pengangguran tercatat 224.000. Naik dari pekan sebelumnya yang sebanyak 215.000 sekaligus menjadi yang tertinggi sejak pertengahan November.

Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dengan perkiraan 212.000.

Data ini makin menegaskan bahwa ekonomi AS mulai ‘mendingin’. Oleh karena itu, penurunan suku bunga acuan adalah sebuah keniscayaan, meski belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.

“Investor belum mengesampingkan kemungkinan suku bunga acuan bisa diturunkan lebih cepat dari perkiraan. Ekspektasi itu bisa semakin meningkat jika data yang diumumkan terus memburuk,” kata Fawad Razaqzada dari City Index and Forex.com, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Dengan preferensi investor ke arah aset berisiko seiring ekspektasi penurunan suku bunga, dolar AS pun kehilangan pesona. Pada pukul 08:06 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,03% ke 103,017. Pelemahan ini yang sepertinya bisa dimanfaatkan rupiah untuk kembali unggul.

(aji)

No more pages