"Saya yakin, BI tidak akan mengambil risiko tersebut," tegas Ahmad.
dia juga meyakini bahwa bank sentral tidak akan menaikkan tingkat suku bunga acuan, karena posisi inflasi tercatat berada pada level aman.
Kendati demikian, dia memaparkan, konsekuensi yang akan terjadi jika BI menahan suku bunga acuan adalah kemampuan sektor keuangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masih belum memadai.
"Dengan suku bunga acuan yang masih tinggi, artinya biaya modal untuk usaha masih belum menyusut, dan laju pertumbuhan kredit perbankan mungkin belum akan naik," jelas Ahmad.
Bagi sebagian investor, kata dia, kondisi tersebut masih belum menguntungkan untuk menggunakan dana pinjaman bank bagi investasi mereka.
Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan. Dalam pidatonya, Gubernur The Fed Jerome Powell meredam harapan investor bahwa penurunan akan dimulai pada Maret 2024.
Dalam Komite Pasar Terbuka The Fed atau biasa dikenal dengan sebutan FOMC menunjukkan, pengambil kebijakan tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.
“Kami tidak berekspektasi akan tepat untuk menurunkan kisaran target sampai memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%."
Pesan tersebut diperkuat oleh pernyataan Powell. "Berdasarkan pertemuan hari ini, saya akan memberitahu Anda bahwa saya tidak kira potensi komite akan mencapai tingkat keyakinan pada saat pertemuan Maret."
(lav)