Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Dodi Ambardi menyebut bahwa selalu ada sisi untung maupun rugi dari keputusan Mahfud mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidaang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). 

Mahfud MD resmi menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi, Kamis (1/2/2024). Mahfud telah menjabat selama 4,5 tahun di kabinet Jokowi-Ma'ruf.

Dodi mengatakan keuntungan Mahfud terletak pada peningkatan martabat dan integritas. Martabat Mahfud, kata dia, terkerek karena memberikan contoh bagaimana memisahkan fasilitas negara dari kepentingan pribadi. 

Menko Polhukam Mahfud MD berswafoto usai memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (1/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

"Martabat itu ialah ia ingin menunjukkan bahwasanya memisahkan antara fasilitas negara dengan kepentingan non-negara karena ini dia belum menjadi presiden/wakil presiden, maka itu menunjukkan bahwa dia memilih etis," ujar Dodi ketika dihubungi oleh Bloomberg Technoz, Kamis (1/2/2024). 

Meski demikian, Dodi mengakui ada juga kerugian yang akan diterima Mahfud menurut Dodi ialah kehilangan fasilitas negara dan panggung politik. 

Kendati demikian, di satu sisi pengunduran diri Mahfud ini dianggap dapat membantunya dalam mencapai lebih banyak pemilih terlebuh dengan pesan etis yang kini ditunjukkan olehnya. 

"Yang kedua itu hilangnya panggung politik. Jabatan dia setingkat menteri memberikan sebuah panggung politik kepada publik, yang juga hilang kalau seandainya jabatan publik dilepaskan," jelasnya. 

"Tetapi pada saat bersamaan, pak Mahfud juga memiliki waktu yang lebih banyak untuk menjangkau lebih banyak publik," sambungnya. 

Sehingga menurutnya akan selalu ada plus maupun minus dari sebuah tindakan yang diputuskan, terlebih belakangan perihal tindakan etis kian bercampur baur. 

"Dan pak Mahfud saya kira bagus mengundurkan diri, karena bisa berkampanye dengan kemampuan berdikari," tegasnya. 

(prc/ain)

No more pages