“Pencabutan kriteria dan penghapusan notasi tersebut, sesuai langkah Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi Greylag Entities melalui Putusan No. 1294 K/Pdt.Sus-Pailit/2023 dan No. 1296 K/Pdt.Sus-Pailit/2023. Dengan demikian, putusan kasasi tersebut telah berkekuatan hukum tetap,” ujar Irfan.
Sampai dengan kuartal ketiga 2023, Garuda Indonesia membukukan total pendapatan US$2,23 miliar, maol 48% dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan pendapatan usaha GIAA hingga akhir September tahun lalu ikut dikontribusikan oleh kinerja usaha khususnya peningkatan penerbangan berjadwal sebesar 49,02% year-on-year (YoY).
Nilai penerbangan berjadwal tercatat US$1,72 miliar. Untuk penerbangan tidak berjadwal meraih pendapatan US$274,25 juta, dan pendapatan lainnya mencapai US$234,91 juta. Total penumpang yang diterbangkan mencapai 14,28 juta orang.
Capaian angkutan penumpang tumbuh 36,05% dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode yang sama, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang sebesar 55,48% menjadi 5,76 juta orang.
Ini terdiri atas 4,58 juta penumpang domestik dan 1,18 juta penumpang internasional, dengan kenaikan 41,44% dan 153,75% dibandingkan sebelumnya.
“Dengan indikator kinerja keuangan yang semakin membaik, utamanya melalui pertumbuhan pendapatan, kedepannya outlook pemulihan kinerja kami harapkan secara bertahap dapat terus tumbuh positif secara konsisten,” tutup Irfan.
(dov/wep)
