Impor Cenderung Meningkat
Arif mengakui realisasi impor besi dan baja Indonesia cenderung mengalami peningkatan, khususnya yang didominasi oleh bahan baku, pada 2018 hingga 2022. Namun, impor tersebut mulai mengalami penurunan pada 2023.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Arif melanjutkan, tren kenaikan realisasi impor besi dan baja Indonesia pada 2018 hingga 2022 sebesar 5,61%. Adapun, nilai impor besi dan baja pada 2022 sebesar US$17,91 miliar.
“Namun pada tahun Januari hingga November 2023, impor besi dan baja mengalami penurunan 11,28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), menjadi US$14,47 miliar,” ujar Arif.
Di lain sisi, nilai ekspor besi dan baja pada 2022 senilai US$29,56 miliar, tertinggi sejak 2018.
Menurut Arif, Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor khususnya sektor besi dan baja melalui sinergi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, membuka akses pasar baru dengan perluasan akses pasar nontradisional, serta meningkatkan ekspor produk besi dan baja yang bernilai tambah.
Risiko Dumping dari China
Pada perkembangan lain, Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyebut risiko China melakukan praktik perdagangan tak sehat seperti dumping komoditas besi dan baja tengah membayangi sektor industri tersebut pada tahun ini.
Ketua IISIA Purwono Widodo mengutip proyeksi beberapa analis yang memprediksipermintaan China akan mengalami sedikit penurunan imbas ekonomi yang belum pulih.
“Potensi ekspor dan dumping dari China memang berpeluang terjadi, mengingat kelebihan kapasitas China yang sangat besar dan pertumbuhan demand yang terbatas,” ujar Purwono saat dihubungi, Kamis (1/2/2024).
IISIA memproyeksikan konsumsi baja nasional tumbuh sebesar 5,2% menjadi 18,3 juta ton pada 2024 dari realisasi sebanyak 17,4 juta ton pada tahun lalu.
Dalam laporan terbarunya, IISIA juga memproyeksikan produksi pada tahun ini akan tetap tumbuh 5,2% menjadi 15,9 juta ton dari 15,2 juta ton pada 2023, sedangkan ekspor melesat 18,6% menjadi 7,1 juta ton dari 6,0 juta ton.
“IISIA memproyeksikan konsumsi baja nasional atau Apparent Steel Consumption [ASC] pada 2024 akan tumbuh sebesar 5,2%, sesuai tingkat pertumbuhan rata-rata periode 2020—2023, menjadi 18,3 juta ton,” sebagaimana dikutip melalui laporan Proyeksi Kinerja Baja Nasional.
Pertumbuhan industri baja nasional menurut perhitungan IISIA dipengaruhi oleh kinerja industri baja global dan perkembangan sektor industri pengguna baja nasional.
(dov/wdh)