Petugas dan pilot pun memeriksa kondisi pesawat sudah berhasil mendarat dan berhenti. Hasilnya, mereka tak menemukan adanya tanda-tanda kerusakan pada badan pesawat. Hal ini juga yang membuat ATC kembali memberikan izin kepada pilot Trigana Air untuk take off dari Bandara Dekai.
Akan tetapi, pilot menolak lepas landas dari Runway 07. Akhirnya, pesawat tersebut mengambil posisi untuk take off dari Runway 25.
Alih-alih aman, suara tembakan kembali terdengar tepat saat pesawat mulai mengudara. Pilot tetap melanjutkan penerbangan karena tak menemukan tanda atau indikasi kerusakan, terutama tekanan pada pesawat pun normal. Mereka baru menemukan kerusakan berupa lubang peluru saat sudah mendarat di Bandara Sentani.
"Dirjen Perhubungan Udara telah memerintahkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X untuk memantau dan melakukan koordinasi secara intensif dengan Unit Penyelenggara Bandar Udara Dekai, pihak keamanan dan stakeholder penerbangan terkait lainnya," kata Khusnu.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Benny Ady Prabowo mengatakan, personil Opsnal Kepolisian Resor (Polres) Yahukimo mendengar empat tembakan saat Trigana Air tersebut hendak mendarat di Bandara Nop Goliat. Kepolisian pun memeriksa sumber tembakan yang berasal dari sekitar Kali Brasa, Dekai. Namun hasilnya nihil.
Tim gabungan kembali mendengar suara tembakan sebanyak lima kali saat pesawat tersebut tinggal landas menuju Sentani. Mereka langsung melakukan pengejaran dan penyisiran lokasi-lokasi rawan di sekitar bandara. Saat ini, kepolisian tengah memeriksa tujuh orang yang berada di sekitar lokasi. Kepolisian pun menyita sejumlah barang yaitu 3 unit motor, 1 buah panah, 1 sebilah pisau, 1 buah sabit, 1 buah busur dan 1 buah sangkur.
(frg)