Menurut Eko, prioritas ini sudah diwujudkan melalui sistem e-wasdal yang sudah diujicobakan pada 2023. Pada 2024, lanjut Eko, Kemenperin bakal menerapkan sistem tersebut.
“Selain itu, kita juga telah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan tata kelola industri ini di kementerian/lembaga lain, termasuk pemerintah daerah,” ujar Eko.
Selain itu, Kemenperin telah melakukan koordinasi dengan para pelaku industri, baik pelaku industri langsung maupun pelaku pengelola kawasan industri, mengenai perbaikan tata kelola. Dengan demikian, kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan alat, proses produksi dan distribusi bisa meningkat dan menjadi lebih baik.
“Untuk itu, memang teman-teman pembina industri sangat concern melakukan pembinaan dan secara khusus diprioritaskan tahun ini di sektor industri smelter,” ujar Eko.
Sebelumnya, Kemenperin meminta publik menunggu hasil olah TKP insiden ledakan smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di areal Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Minggu (24/12/2023). Insiden ledakan tungku itu telah menewaskan setidaknya 21 korban jiwa.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan saat ini Kemenperin telah mengirimkan tim yang dikoordinasi oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE).
Tim tersebut terdiri dari perwakilan Ditjen Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAIII), BSKJI, serta salah satu balai di BSKJI yakni Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T).
“Selain itu, kita juga punya satuan kerja di Morowali, yaitu Politeknik. Ada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri [Pak Masrokhan] yang memfasilitasi tim Kemenperin melakukan peninjauan lokasi PT ITSS,” ujar Andi, Kamis (28/12/2023).
(dov/wdh)