Logo Bloomberg Technoz

Pernyataan penting dari Jerome Powell jadi perhatian terbaru, dia mengatakan Federal Reserve ingin tetap membuka opsi alih-alih terburu-buru menurunkan suku bunga, yang berkemungkinan tidak akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Maret.

Bank Sentral dalam rapat Komite Pasar Terbuka The Fed menunjukkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, dengan mencatat dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Para pembuat kebijakan mengisyaratkan dengan jelas, mereka belum siap untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada bulan Maret. Mereka mengatakan langkah tersebut kemungkinan tidak akan tepat sampai mereka benar-benar yakin bahwa Inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%.

"Suku bunga naik dengan cepat, tetapi akan turun perlahan," kata Greg McBride, Kepala Analis Keuangan di Bankrate Inc. "Federal Reserve semakin dekat dengan penurunan suku bunga pertama, tetapi kami belum sampai di sana."

Pesan tersebut diperkuat oleh pernyataan Powell. "Berdasarkan pertemuan hari ini, saya akan memberitahu Anda bahwa saya tidak berpikir kemungkinan komite akan mencapai tingkat keyakinan pada saat pertemuan Maret."

"Kami siap mempertahankan suku bunga saat ini untuk suku bunga lebih lama (higher for longer), jika tepat,” tambah Powell.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, pertanyaan apakah penurunan suku bunga acuan akan terjadi di bulan Maret atau di bulan Mei saat ini menjadi subjek perdebatan hangat di kalangan investor, sambil mencerna sejumlah rilis data ekonomi AS terkini.

“Data Consumer Confidence Index (CCI) AS yang dirilis oleh The Conference Board naik ke level 114.8 di bulan Januari dari level 108.0 di bulan Desember. Ini adalah level tertinggi sejak bulan Desember 2021 dan menandakan kenaikan CCI selama tiga bulan beruntun. Hal ini merefleksikan penurunan inflasi, ekspektasi penurunan suku bunga dan kondisi pasar tenaga kerja yang secara umum masih solid,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari pasar tenaga kerja, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja (Job Openings) melonjak 101.000 menjadi 9,03 juta di bulan Desember, tertinggi dalam tiga bulan dan di atas konsensus pasar 8,75 juta.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,22% ke 7.207 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun pergerakannya masih tertahan oleh MA-20. 

“Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave c dari wave (ii) sehingga pergerakannya masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.925-7.021 dengan catatan IHSG belum mampu menembus 7.271,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (1/2/2024).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BBTN, EXCL, MIKA, dan PGAS.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG rawan aksi jual di Kamis (1/2), meski secara teknikal sudah berhasil kembali ke atas level psikologis 7.200 di Rabu (31/1). Faktor eksternal diperkirakan cukup dominan pada hari ini (1/2).

“Aksi sell-off terjadi di Wall Street yang memicu pelemahan signifikan indeks-indeks Wall Street di Rabu (31/1). Hal ini merupakan respon pasar terhadap hasil FOMC the Fed pada 30-31 Januari 2024. The Fed menahan suku bunga acuan di 5,25%–5,5%, namun menyampaikan bahwa sangat kecil peluang pemangkasan suku bunga acuan di FOMC Maret 2024,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi PGAS, MYOR, EXCL, PWON, ACES, BIRD, dan WIIM.

(fad/aji)

No more pages