“Berdasarkan hal-hal yang menjadi keputusan rapat hari ini, saya bisa sampaikan bahwa saya tidak berpikir Komite akan punya rasa percaya diri yang cukup (untuk menurunkan suku bunga) pada rapat Maret,” kata Powell, seperti diwartakan Bloomberg News.
Meski begitu, Powell mengungkapkan penurunan suku bunga acuan tahun ini bukan sesuatu yang mustahil. Bahkan setelah Federal Funds Rate sudah mencapai puncak, jalan satu-satunya memang turun.
“Kami meyakini bahwa suku bunga sudah berada di puncak. Jika ekonomi bergerak seperti perkiraan, maka menjadi layak untuk mulai mengendurkan kebijakan yang ketat pada tahun ini,” ungkap Powell.
Kabar penurunan suku bunga acuan, meski tidak dalam waktu dekat, sudah cukup untuk menjadi katalis kenaikan harga emas. Sebab, emas adalah instrumen yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Saat suku bunga naik, berinvestasi di emas menjadi kurang menguntungkan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,1. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang di posisi bullish.
Namun investor patut waspada karena indikator Stochastic RSI sudah berada di 81,96. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, sepertinya harga emas akan memasuki fase konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 2.029/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.026/ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.045/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.052/ons.
(aji)