“Situasinya akan berbeda jika yang mengundurkan diri adalah Sri Mulyani, misalnya, yang pengaruhnya ke pasar, terutama investor asing, cukup besar, karena beliau menjadi salah satu patokan pasar dalam mengukur kredibilitas investasi Indonesia, terutama di sektor finansial,” kata Ronny kepada BloombergTechnoz, Selasa (31/1/2024).
Ronny menilai, meskipun mundurnya Mahfud MD dari kabinet Jokowi tidak begitu berdampak terhadap ekonomi, namun secara persepsional akan tetap ada dampaknya bagi pelaku usaha. Menurutnya, mundurnya Mahfud merupakan sinyal kepada publik bahwa internal pemerintahan Jokowi pada akhir periodenya akan dipandang kurang baik.
Bahkan menurutnya, bisa saja pelaku pasar memandang pengunduran diri Mahfud dari posisinya menjadi awal kebenaran rumor beberapa menteri kabinet Jokowi yang siap mundur, seperti yang pernah disampaikan oleh ekonom senior Faisal Basri.
“Risikonya, investor akan semakin yakin untuk mengambil sikap wait and see di Indonesia,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan risiko yang bisa terjadi apabila isu tersebut terjadi, yakni bisa saja rencana investasi atau ekspansi investasi tertunda hingga muncul kepastian siapa Presiden selanjutnya yang menggantikan Jokowi.
“Rencana investasi atau ekspansi investasi akan tertunda sampai muncul kepastian tentang siapa pengganti Jokowi dan seperti apa platform ekonominya nanti. Arti lainya, target investasi di tahun 2024 bisa semakin sulit tercapai, yang ujung nya bisa berlanjut ke target pertumbuhan ekonomi kuartal I dan II tahun ini yang sulit dikejar,” terangnya.
Selain itu, Esther juga menilai, pasar mendukung keputusan Mahfud MD mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menko Polhukam. Namun, Esther menegaskan mundurnya Mahfud tidak akan begitu berdampak bagi berjalannya bisnis maupun pelaku pasar.
“Untuk pasar saya rasa itu mendukung, mendukung keputusan Pak Mahfud. Kalau dampak bisnisnya atau pasar-nya itu tidak begitu berdampak,” ujarnya.
Tak sampai situ, ia menilai nilai tukar rupiah juga tidak akan berdampak atas mundurnya Mahfud dari menteri kabinet Jokowi. Esther justru mengatakan, nilai tukar rupiah yang sedang turun salah satu faktornya disebabkan oleh isu Sri Mulyani yang akan mundur dari posisi Menkeu.
“Itu lebih karena gosip Sri Mulyani kali ya, kalau Pak Mahfud kayaknya enggak. Karena dia harusnya mundur sejak dia jadi Cawapres gitu. Kalau Sri Mulyani yang mundur, iya mungkin berdampak,” terangnya.
Esther menilai langkah Mahfud mundur sebagai menteri memang sudah seharusnya dilakukan, ia beralasan beberapa calon Presiden yang turut berkontestasi dalam Pemilihan Umum 2024 juga mundur terlebih dahulu dari jabatan sebelumnya.
Seperti diketahui, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, sekaligus Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan pengunduran dirinya dari Kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Mahfud MD mengumumkan mundur dari Menko Polhukam di sela kegiatan kampanye di Lampung. Mahfud MD mengakui rencana mundur dari kabinet sudah dipersiapkan jauh hari, dibahas bersama Ganjar Pranowo hingga sejumlah pimpinan partai di koalisi pendukung paslon 03 Pilpres 2024.
(azr/lav)