Logo Bloomberg Technoz

Iqbal pun mengaku budget yang biasa dialokasikan untuk party tak terganggu ketika pajak hiburan benar-benar terjadi kenaikan yang maksimalnya 75% ini. Ia pun memiliki siasat untuk mengakali agar budget yang dipunya berjalan normal.

"Karena ada alternatif-alternatif pre drinks, banyak banget lho Jakarta Selatan, linked store yang murah-murah pasti mereka kan ada, bea cukai ga ada dan itu membuat botolnya murah kan. Pasti teman-teman pre drinks, minum dulu lah di tempat biasanya ya di parkiran mobil baru mereka masuk ke dalam dengan bayar FDC, misalnya berapa? Rp250 ribu, Rp500 ribu ya begitu, ketika di club akan menghabiskan First Drink Change (FDC) di bar ya nggak mahal kan," beber Iqbal

Iqbal juga mengaku alokasi budget untuk party ke kelab malam sendiri biasa dilakukannya dengan cara patungan bersama temen-temannya. Ia mengaku dalam sebulan bisa mencapai Rp4 juta per bulan untuk pergi ke kelab malam.

"Rp500 ribu lah di rata-rata, kalau kita berenam, berdelapan atau berempat semuanya gitu kan. Mungkin alokasi aku sendiri seminggu dua kali jadi sebulan Rp 4 juta more or less untuk yang ini beneran party ya diluar makan restoran atau hal-hal tersier lainnya," pengakuan Iqbal.

Berbeda lagi anak party bernama Mario. Mario mengaku ketika adanya wacana kenaikan pajak hiburan tersebut dirinya lebih memilih untuk mengurangi pergi ke kelab malam agar tidak terlalu boros. 

"Bukan berhenti sih mengurangi hehe, lebih ngurangi aja, ya namanya hiburan dunia yang pilihan masing-masing nggak bisa kita larang atau cegah, tapi dari sendiri melihat ini ya mengurang karena makin lama ya makin boros juga kalau kita sesering itu gitu lho," beber Mario saat berbincang kepada Bloomberg Technoz.

Meski mengurangi, Mario pun mengaku masih dalam seminggu sekali atau dua kali tetap pergi ke kelab malam.

Budget yang Mario alokasikan untuk pergi kelab malam Rp300 ribu hingga Rp400 ribu dalam sekali nongkrong.

"Tetap sih, tapi sebulan sekali atau seminggu sekali atau dua minggu sekali biasanya Shamrock Tebet biasanya, kalau nggak, Camden Utara, Sunter," pungkas Mario.

(dec/spt)

No more pages